Piala Dunia di Kedai Tok Awang
Himnaeseyo, Oppa!
Walau baru meraih satu poin, peluang Taegeuk Warrior –julukan Tim Nasional Korea Selatan– melangkah ke fase knock out belum tertutup.
Penulis: T. Agus Khaidir | Editor: T. Agus Khaidir
Asia menyertakan lima wakil di Piala Dunia 2022 dan tiga di antaranya telah mengepak koper. Tuan rumah Qatar menjadi tim Asia pertama yang terdepak dari kompetisi.
Menyusul kemudian Iran dan Arab Saudi. Keduanya bernasib malang lantaran harus memupus ambisi di laga terakhir, justru dalam situasi yang sebenarnya lebih diunggulkan. Iran sempat menekuk Wales, sedangkan Saudi, secara sensasional, membekap Argentina.
Dua tim, sebaliknya, telah memperoleh tiket ke babak 16 besar. Australia lolos mendampingi Perancis di Grup D. Pascakalah telak 1-4 dari Perancis, Australia bangkit di dua laga berikutnya. Mereka mengalahkan Tunisia dan Denmark masing-masing dengan skor 1-0.
Adapun di Grup E, grup yang disebut sebagai ‘grup neraka’, Jepang yang tidak diunggulkan mampu mengangkangi dua juara dunia, Spanyol dan Jerman.
“Mantap kali memang Jepang ini. Enggak ada obat, lah,” sebut Mak Idam. Sejak kurang lebih satu jam lalu, ia berulangkali memutar video cuplikan pertandingan Jepang versus Spanyol.
“Ah, golnya kontroversial,” sahut Leman Dogol menimpali. Namun Leman buru-buru meralat ucapannya. Bukan kontroversial, melainkan bantuan teknologi VAR. “Kubaca tadi di media, itu bola cumak tinggal satu atau dua sentimeter lagi keluar garis.”
Leman Dogol bilang, teknologi VAR membuat sepak bola tidak lagi natural. Tidak ada lagi drama-drama yang muncul.
“Pemain jadi cengeng. Sikit-sikit VAR, sikit-sikit VAR. Kita yang nonton pun hilang soor. Udah semangat teriak-teriak, eh, ternyata enggak gol. Pahit kali,” ucapnya.
Dari sudut lain kedai, Tamsil Kalimaya yang tengah membahas kerja kolaborasi antarkelurahan bersama Lek Tuman, melontar celetuk.
“Untuk beberapa hal aku memang agak kesal jugak sama VAR ini, tapi kalok yang semalam kurasa pas,” katanya.
“Pas cemana, Pak Kep?” tanya Leman.
“Begini, untuk hal-hal yang krusial, keputusan wasit memang harus didasari fakta yang presisi. Dalam kasus gol Jepang, harus betul-betul dicermati, apakah sebelum umpan dilepas bolanya sudah out atau belum out. Dan terbukti, kan, belum out. Bola masih kenak di garis, meskipun tipis. Lebih tipis dari kulit bawang,” katanya lagi seraya terkekeh.
“Tapi terlepas dari VAR, Kep, bahkan terlepas dari isu bahwa Spanyol [dalam tanda kutip] sengaja setel kalah supaya enggak jumlah Kroasia di 16 besar, kurasa udah paten kali, lah, Jepang ini. Sejarah yang mereka bikin. Betul-betul sejarah. Enggak kayak Korea di 2002,” sahut Lek Tuman.
Singgungan Lek Tuman membuat pembahasan segera bergeser ke Korea Selatan. Walau baru meraih satu poin, peluang Taegeuk Warrior –julukan Tim Nasional Korea Selatan– melangkah ke fase knock out belum tertutup.
Mereka masih bisa melangkah lebih jauh apabila di laga terakhir, Jumat (2/12/2022) malam nanti berhasil menekuk Portugal. Syarat lain, Uruguay mengalahkan Ghana dengan selisih gol tidak lebih dari dua.
Pertanyaannya, apakah Korea Selatan mampu mengekor jejak Jepang?
“Kalok udah kayak gini mental yang bicara,” sebut Mak Idam. “Dan kukira, soal-soal begini, Korea sama sekali enggak kalah dari Jepang. Punya mental baja jugak orang tu.”
Tok Awang membenarkan Mak Idam. Sembari meracik kopi pancung gelas kedua pesanan Tamsil Kalimaya, ia menyebut ada faktor lain yang juga bisa mempengaruhi yakni strategi dari Portugal sendiri.
Poin enam yang telah diraih sejauh ini, sangat boleh jadi, akan membuat Pelatih Kepala Portugal, Fernando Santos, memutuskan untuk mengistirahatkan sejumlah pemain utama di jajaran starting line up. Termasuk Cristiano Ronaldo.
“Perancis main dengan separuh pemain cadangan pas lawan Tunisia. Akhirnya kalah orang tu, cumak, ya, nggak jadi soal. Perancis tetap juara grup. Si Santos ini pun kemungkinan sudah berhitung-hitung yang sama. Daripada kenapa-kenapa pemain andalannya, taroklah kenak akumulasi kartu kuning, atau kartu merah, apalagi sampai cedera, mending disimpan sajalah. Lagi pula, mesti main dengan cadangan-cadangan sekali pun, Korea belum tentu menang. Iya, kan,” ujar Tok Awang.
Pendapat Tok Awang ganti diamini Mak Idam. Pun Leman Dogol dan Lek Tuman. Hanya Tamsil yang sedikit berseberangan. Hematnya, jika Portugal menurunkan pemain-pemain cadangan, justru Korea yang berpeluang menang.
Pertimbangan Tamsil, dengan potensi peluang yang masih mereka miliki, Korea akan lebih ngotot ketimbang Portugal. Semangat mereka akan lebih menggebu-gebu.
“Pemain lapis kedua Portugal ini levelnya beda sama, misalnya, lapis kedua Brasil. Di Brasil, antara pemain yang biasa masuk line up dengan yang duduk di bangku cadangan hampir-hampir tak ada bedanya. Di Portugal sebaliknya. Lebih mirip Perancis. Ada perbandingan kualitas. Aku tetap pegang Brasil walau mereka turun dengan semua pemain cadangan waktu lawan Kamerun nanti, tapi kalok Portugal bikin hal yang sama, aku pegang Korea,” katanya.
“Aku jugak pegang Korea,” seru Tante Sela tiba-tiba. Suaranya yang melengking melompati terpal penutup kedai. “Kak Nen jugak pegang Korea, kan?”
Ocik Nensi, dari balik steling, menjawab pasti. “Iya, pasti, lah! Himnaeseyo, Oppa! Tetap semangat! Tapi, eh, Jungkook main, kan?” (t agus khaidir)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/koreaselatan1.jpg)