Flu Babi
Flu Babi Mewabah di Kota Medan, Balai Venteriner Imbau Pisahkan Hewan yang Terpapar
Virus flu babi atau H1N1 yang mewawbah dan serang ternak warga di Kota Medan dan Deliserdang, akhirnya dapat perhatian dari Balai Venteriner.
Penulis: Aprianto Tambunan |
Flu Babi Mewabah di Kota Medan, Balai Venteriner Imbau Pisahkan Hewan yang Terpapar
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Virus flu babi atau H1N1 yang mewawbah dan serang ternak warga di Kota Medan dan Deliserdang, akhirnya dapat perhatian dari Balai Venteriner, Rabu (30/11/2022).
Dalam tinjauan langsung, Balai Venteriner mengaku telah mengambil sampel dari beberapa daerah.
Pihaknya yang juga mengimbau agar para peternak tidak menyatukan hewan kaki empat yang sehat dengan yang sudah terpapar, Rabu (30/11/2022).
Kepala Balai Venteriner Kota Medan, Azfirman pihaknya telah memantau sejauh mana kasus tersebut sudah terpapar.
Disebutkannya, tindakan itu bertujuan untuk upaya penanggulangan dalam hal bio security peternakan dan masyarakat.
"Iya dari sampel laboratorium yang sudah kita terima, bahwa benar penyakit pada ternak tersebut merupakan virus H1N1. Saat ini kita sudah sampai di Sedang Bedagai untuk mengumpulkan sampel sudah sejauh mana virus tersebut menyebar, agar ada upaya penanggulangan yang dapat dilakukan nantinya," Ucap Azfirman, Rabu (30/11/2022)
Dia mengatakan, kasus Flu babi tahun ini gejalanya tetap sama seperti pada tahun 2019, di mana awal mula penyakit tersebut muncul.
Sambungnya, ciri ciri demam, tidak mau makan, pendarahan di bagian dada, perut, dan pada jantan akan muncul kemerahan pada jenis kelamin, serta di betina pada puting susunya mengalami kemerahan.
"Flu babi yang sekarang sama seperti pada tahun 2019, semua gejala pun sama," katanya.
Azfirman mengatakan, langkah yang dilakukan peternak dengan cara hewan yang sudah terpapar harus diisolasi tersendiri atau tidak digabungkan dengan hewan yang masih sehat, agar virus tersebut tidak menular, serta dilakukan penyemprotan disinfektan.
"Jadi langkah yang dilakukan jika ada ternak yang terpapar bisa dengan memisahkan hewan yang sakit dari yang sehat dan menyemprotkan disinfektan agar tidak menular, " bebernya.
Dia menduga, kasus ini kembali muncul disebabkan adanya peternak atau pedagang lain yang masih terpapar virus masuk ke kawasan lain sehingga menyebarkan penyakit.
"Dugaan mungkin dari pedagang lain yang masih terpapar datang kesuatu lokasi sehingga virus itu kembali tersebar," sebutnya.
Azfirman menuturkan, bahwa penyakit tersebut tidak dapat menular ke hewan lain maupun ke manusia, virus tersebut hanya menyerang hewan ternak babi saja.
"Virus ini hanya menyerang hewan babi saja, ke manusia dan hewan lain tidak dapat tertular, " Ucap Azfirman.
Terpisah, ketua Gerakan Peternak Babi Indonesia (GPBI), Heri Ginting, mengatakan sampai saat ini yang sudah melaporkan kasus kematian pada ternak kaki empat tersebut dari dua wilayah yaitu Kabupaten Deliserdang dan Kota Medan sebanyak dua ribu ekor yang sudah mati.
"Dari dua wilayah Kota Medan dan Deliserdang sampai saat ini yang melaporkan kematian ternaknya sebanyak dua ribu ekor babi," Katanya.
Dia berharap, pemerintah secepatnya mencarikan solusi maupun vaksin yang dapat menanggulangi virus penyakit pada ternak tersebut.
"Kami mohon pemerintah Indonesia secepatnya mencarikan solusi dan vaksin agar penyakit ini dapat di hentikan," pungkasnya.
(cr29/tribun-medan.com)