Kasus Kalideres
Belatung Petunjuk Baru, Misteri Tewas Keluarga Kalideres, Mantan Tetangga Ungkap Fakta Tak Terduga
Ada keyakinan yang luar biasa kuat, seperti keyakinan spiritual mengenai dunia setelah mati, membuat keluarga itu bersedia untuk ke arah itu demi menc
TRIBUN-MEDAN.com - Misteri tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, sampai saat ini masih belum terungkap.
Diketahui, satu keluarga ditemukan tewas pada Kamis (10/11/2022) lalu.
Dari hasil autopsi, tidak ada tanda kekerasan pada empat orang itu.
Berdasarkan keterangan dokter forensik, kematian empat orang tersebut sudah sejak tiga minggu yang lalu.
Mengutip dari Kompas.com, kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala meragukan keluarga yang ditemukan pada Kamis (10/11/2022) di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, tewas akibat kelaparan.
"Bayangkan, mati kelaparan itu susah sekali, menderita sekali. Lain ceritanya kalau kelaparan itu memang disengaja."
"Artinya ada niat dari orang lain untuk membuat orang itu lapar," tutur Adrianus dikutip dari Kompas TV pada Selasa (15/11/2022).
Adrianus menduga ada keyakinan yang luar biasa kuat, seperti keyakinan spiritual mengenai dunia setelah mati, membuat keluarga itu bersedia untuk ke arah itu demi mencapai suatu kemuliaan.
Seperti yang diketahui, satu keluarga yang tewas di rumah Kalideres terdiri dari seorang bapak berinisial RG (71), anak berinisial DF, ibu berinisial KM, dan paman berinisial BG.
Satu keluarga itu dikenal tertutup oleh warga sekitar rumah.
Namun, kesaksian berbeda diungkap oleh mantan tetangga keluarga itu.
Sebelum pindah ke Kalideres, keluarga tersebut tinggal di kawasan Gunung Sahari, Jakarta Pusat.
Teman masa kecil DF, F (40), mengatakan DF merupakan orang yang terbuka saat tinggal di Gunung Sahari.
"Waktu SMP, DF itu baik banget. Kalau beli makanan atau beli barang, selalu beliin aku juga."
"Jadi kalau mereka pergi sama keluarga, tapi kalau belanja perginya sama aku," ujarnya dikutip dari Kompas.com pada Rabu (16/11/2022).
Dilansir dari Wartakotalive.com, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, menyampaikan pihaknya menggunakan alat-alat canggih untuk menyelidiki penemuan mayat di Kalideres itu.
"Kami gunakan alat-alat canggih, yaitu crime lab auto, untuk mencari apakah ada bercak darah dan sebagainya," ungkapnya yang dikutip dari Wartakotalive.com.
Hengki juga mengatakan bahwa pihaknya telah mengantongi motif satu keluarga tewas di Kalideres itu.
"Kami memperoleh beberapa kemajuan atau titik terang dari penyelidikan ini."
"Salah satunya terkait motif, kami bisa patahkan beberapa motif lain sebelumnya," katanya.
Namun, Hengki belum mau membeberkan apa motif dari tewasnya satu keluarga tersebut.
Ia menegaskan, pihaknya masih perlu melakukan pendalaman lebih lanjut.
"Karena dalam penyelidikan ini, kami harus menentukan sebab kematian dan motif," imbuh dia.
Belatung Jadi Petunjuk Baru
Misteri kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres yang menghebohkan ini sedikit demi sedikit mulai menemukan titik terang.
Meski demikian polisi tak ingin buru-buru dalam menyimpulkan penyebab kematian satu keluarga ini.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan pihaknya menemukan sejumlah kemajuan penyelidikan kasus tersebut.
Hengki mengatakan, pihaknya menemukan banyak belatung di dalam rumah satu keluarga yang tewas di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, saat melakukan olah TKP lanjutan, Rabu (16/11/2022).
"Kami menemukan misalnya belatung. Dan ini bisa mengarahkan kapan dia meninggal," ujar dia, kepada wartawan pada Rabu (16/11/2022).
Dari temuan tersebut, menurut Hengki, pihaknya akan melibatkan ahli, guna melakukan pemeriksaan terkait kondisi belatung.
"Jadi gini rekan-rekan, ini kasus yang rumit yang perlu kehati-hatian. Dan ini memang perlu ahli yang nanti akan menjelaskan," tuturnya.
"Dan ini bukan satu ahli. Makanya ada interkolaborasi profesi berbagai ahli dalam rangka scientific crime investigation," sambung Hengki.
Atas hal itu, ia enggan menjelaskan lebih lanjut soal penemuan belatung.
Usai penyelidikan rampung, mantan Kapolres Metro Jakarta Pusat tersebut akan menjelaskannya secara menyeluruh.
"Nanti kami akan jelaskan, kami akan simpulkan di akhir penyelidikan. Tim ahli yang akan menjelaskan," kata dia.
Motif mulai terang
Lebih lanjut Hengki mengatakan kemajuan yang didapat mematahkan dugaan dan spekulasi motif-motif yang berkembang di publik.
"Kami memperoleh beberapa kemajuan atau titik terang dari penyelidikan ini. Salah satunya terkait motif, kami bisa patahkan beberapa motif lain sebelumnya," kata Hengki.
Namun, Hengki belum bisa membeberkan apa motif sebenarnya dari tewasnya satu keluarga tersebut.
Polisi, kata Hengki, masih perlu melakukan pendalaman lebih lanjut.
"Karena dalam penyelidikan ini, kami harus menentukan sebab kematian dan motif," kata mantan Kapolres Metro Jakarta Pusat tersebut.
Sebelumnya Hengki mengatakan pihaknya tengah menelusuri dugaan barang-barang lain yang dijual terkait tewasnya satu keluarga di dalam rumah di kawasan Kalideres, Jakarta Barat.
Diketahui, polisi berhasil menemukan mobil Honda Brio milik satu keluarga yang tewas di salah satu showroom mobil bekas di wilayah Jakarta Barat.
Mobil itu ternyata dijual Budiyanto Gunawan yang merupakan salah satu korban dalam tewasnya satu keluarga.
Hengki menuturkan bahwa pihaknya masih menelusuri uang dari hasil penjualan mobil itu senilai Rp160 juta.
"Kita masih dalami semuanya, termasuk kita berikan fakta baru ada barang lain yang diduga dijual juga kita sedang telusuri, mudah-mudahan dalam waktu dekat kita pecahkan juga," ujar dia.
Selain itu, ia juga masih mendalami berbagai temuan terkait buku-buku agama di tempat kejadian perkara (TKP).
"Jadi berbagai temuan dari berbagai sisi, kami sedang adakan pendalaman, penyelidikan, pemeriksaan, penelitian yang dibantu oleh ahli-ahli yang berkompeten. Jadi ini sedang proses semuanya mudah-mudahan setelah pemeriksaan selesai kita akan adakan rilis bersama para ahli," kata Hengki.
Bukan Kelaparan
Sebelumnya Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan, mengatakan masih terus mendalami motif dan penyebab kematian satu keluarga tersebut.
"Iya, dalam arti bukan kelaparan terus mati, tapi ini masih kami dalami lebih lanjut lagi," kata eks Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan tersebut.
Menurut Zulpan berdasarkan bukti-bukti yang ada sejauh ini bahwa kelaparan bukanlah faktor utama dalam kematian satu keluarga itu.
Kendati demikian, ia mengatakan Polda Metro Jaya tidak akan terburu-buru menyimpulkan, karena perlu kehati-hatian mengungkap kasus ini.
"Jadi, belum bisa disampaikan dulu ya. Tapi ya kemungkinannya memang ya tidak mengarah mati karena kelaparan begitu ya," tutur dia.
Di sisi lain, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan bahwa kasus itu sudah ada titik terang.
"Tim gabungan Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Barat memperoleh titik terang dalam penyelidikan berdasarkan metode penyelidikan induktif maupun deduktif," katanya.
Namun, ia masih belum mau membeberkan seperti apa titik terangnya lantaran pihaknya masih terus meminta pertolongan para ahli.
Hal tersebut dilakukan guna mengungkap penyebab kematian satu keluarga itu.
"Polda Metro Jaya saat ini melaksanakan kolaborasi interprofesi scientific crime investigation melibatkan berbagai disiplin keahlian," tutur Hengki.
"Seperti forensik dan medikolegal, pathologi anatomi, psikiatri dan psikologi forensik, toksikologi forensik dan ahli DNA. Selain kedokteran forensik, Polri juga melibatkan para ahli dari Universitas Indonesia," lanjutnya.
Seperti diketahui Mobil Honda Brio milik satu keluarga yang tewas di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, akhirnya ditemukan pihak kepolisian.
Mobil berpelat nomor B 2601 BRK tersebut sebelumnya disebut hilang. Kini, polisi berhasil menemukannya.
Hal itu dibenarkan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi.
"Sudah (ditemukan mobil keluarga yang tewas)," kata Hengki, kepada wartawan pada Selasa (15/11/2022).
Ia mengatakan bahwa mobil tersebut ditemukan di salah satu showroom mobil bekas di wilayah Jakarta Barat.
Mobil itu ternyata dijual Budiyanto Gunawan yang merupakan salah satu korban dalam tewasnya satu keluarga.
Hengki menuturkan bahwa mobil tersebut dijual senilai Rp160 juta.
"Pada bulan Januari dijual oleh almarhum Budiyanto ke showroom di Kalideres," ujar dia.
(*/ Tribun-Medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/keluarga-kalideres1-tribunmedan.jpg)