Terungkap Isi Surat Terakhir AY sebelum Dibunuh Rudolf Dimasukkan dalam Plastik : Merindukanmu
Terungkap kisah Ade Yunia Rizabani alias Icha korban pembunuhan Rudolf Tobing sempat tulis surat untuk
TRIBUN-MEDAN.com - Terungkap kisah Ade Yunia Rizabani alias Icha korban pembunuhan Rudolf Tobing sempat tulis surat untuk mendiang ibunya.
Nasibnya berakhir tragis di tangan Rudolf Tobing yang mengaku pendeta muda dan sering khotbah.
Icha yang rindu kini telah menyusul mendiang ibunda tercinta.
Baca juga: Berita Populer Hari Ini, Lesti Kejora Kembali Manggung, Hasil Liga Manchester City vs Brighton
Namun sayangnya Icha harus berpulang dengan cara yang mengenaskan lantaran dihabisi oleh temannya sendiri, Rudolf Tobing.
Baca juga: Berita Populer Hari Ini, Lesti Kejora Kembali Manggung, Hasil Liga Manchester City vs Brighton
Baca juga: Shinta Bachir Syok Catherine Wilson Nikahi Mantan Tunangannya, Terlanjur Sudah Menikah
Bahkan mayatnya dimasukkan ke dalam plastik dan dibawa menggunakan troli sebelum akhirnya dibuang di kolong Tol Becakayu, Bekasi.
Rudolf Tobing tega menghabisi nyawa Icha karena merasa sakit hati melihat korban berfoto dengan orang yang dianggap musuh oleh pelaku.
Ia pun kemudian berencana membunuh tiga orang, satu di antaranya adalah Icha.
Namun rencananya itu urung dilakukan karena Rudolf Tobing kini sudah diamankan oleh polisi.
Baca juga: BRUTAL, Suami Bacok Istri Hingga Tewas di Medan, Sang Anak Ikut Sekarat Ditebas
Baca juga: VIRAL, AKSI HEROIK TNI Pratu Edi Sudrajat Banjarnahor, Terjun ke Laut Selamatkan Korban Bunuh Diri
Dilansir dari akun Facebook Ade Yunia Rizabani atau Icha, ia ternyata sempat memposting surat atau curhatan di buku Diary-nya untuk sang ibunda.
Baca juga: HEBOH Sosok Pria Selingkuhan Nathalie Holscher, Akhirnya Sule Beri Tanggapan Begini
Surat itu ia tulis pada 25 Februari 2009 dan ia posting di Fecebook pada 13 Agustus 2014.
Sambil memposting surat itu, Ade Yunia Rizabani pun menyampaikan kerinduannya pada sang ibu.
Ini isi suratnya :
Karyaku “My Poem”
- 25 Ferb 09 -
Tak sanggung aku menahannya
Air mata ini turun membasahi wajahku
Teringat ibunda tercinta
Sungguh ku rindu padamu
Tapi tak kan pernah bisa kulihat lagi
Ku hanya bisa tertegun diam
Mengingatmu, mengenangmu
dalam hidupku
Sambil menangis ku kenang kau IBU
Kutulis semua kenangan bersamamu
dalam Diaryku ini
Masih seperti mimpi kurasakan
Kau pergi meninggalkanku
Terlalu cepat, begitu cepat
Bahkan sangat cepat
Di saatku tidak di sisimu
Hanya potomu yang terus kupandangi
jika ku rindu
Tak akan lagi ku lihat semummu
dan tawamu IBU
25 Februari 2009, pukul 10.30 WIB
di RSHS R. Mawar No.4 Kau
Sudah bersama dengan Yesus
di Surga …
-AYRP-
Icha membubuhkan inisial AYRP yang merupakan namanya, yakni Ade Yunia Rizabani Paembonan.
Tak sangka, 13 tahun setelah menulis surat itu kini Icha menyusul sang ibunda.
Icha juga sempat memposting foto-foto saat ibunya meninggal dunia.
Tampak ia bersama keluarga meratapi seorang wanita yang terbaring di dalam peti mati.
Meski tersenyum, Icha tetap tak bisa menyembunyikan raut sedih di wajahnya.
Baca juga: VIRAL, AKSI HEROIK TNI Pratu Edi Sudrajat Banjarnahor, Terjun ke Laut Selamatkan Korban Bunuh Diri
Sosok Icha
Sementara itu, berdasarkan penelusuran TribunnewsBogor.com dari akun Instagramnya, @ichachuuy, Icha menulis di bio bahwa dirinya merupakan seorang traveller.
Ia juga menambahkan informasi lainnya yakni free diver, scuba driver, mountaineer, dan dancer.
Bahkan di foto profilnya, Icha tampak sedang berada di tengah laut dengan pemandangan indang di belakangnya.
Pada akun Facebook-nya, Icha juga kerap memposting beberapa kegiatannya saat traveling.
Mulai dari gunung, laut, hutan, dan banyak lainnya.
Pada informasi di Facebook-nya, Icha menuliskan bahwa ia kuliah di Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Baik akun Instagram dan Facebooknya itu tampak di privat sehingga tidak bisa dilihat oleh orang yang bukan temannya.
Di Instagram, Icha tampak memiliki 1.326 followers dan 2,434 following.
Menurut AKBP Indrawienny Panji Yoga, Icha merupakan teman pelaku.
“Korban dan pelaku merupakan kawan, bisa dibilang sahabat, teman dekat.
Pelaku dan korban pernah bergabung di komunitas GA Army dan melakukan siaran bareng,” kata dia.
Ia juga mengungkap motif pelaku tega menghabisi teman dekatnya itu.
“Motifnya adalah sakit hati karena pelaku merasa dikhianati oleh korban, karena korban pernah berjalan bersama salah satu yang pelaku anggap sebagai musuh pelaku,” kata dia.
Orang yang jadi musuh pelaku itu, kata dia, sebelumnya juga merupakan temannya sendiri.
“Padahal tadinya teman, namun sempat bersitegang akhirnya jadi musuhan,” tambahnya.
Awal perencanaan pembunuhan itu yakni saat pelaku melihat foto korban bersama orang yang ia anggap sebagai musuh tersebut.
“Fotonya di suatu acara kawan pelaku juga.
Jadi pelaku merasa sakit hati terhadap korban dan temannya.
Harusnya temannya ini berpihak kepada dia, kenapa harus berjalan dengan orang yang tidak disukai pelaku,” ungkapnya.
(*/Tribun-Medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Rudolf-Tobing-dan-Ade-Yunia-Rizabani.jpg)