Tiga Wilayah Endemis Sedang Penyakit Malaria, Dinkes Sumut: Stok Obat Terbatas

Untuk wilayah yang masuk Endemis Sedang (API 1-5 per 1.000 penduduk), yaitu Asahan, Batubara dan Labura.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Eti Wahyuni

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kementerian Kesehatan melakukan eliminasi terhadap beberapa wilayah di Indonesia yang minim penularan Malaria. Dari 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara, terdapat tiga wilayah yang masuk ke dalam kategori endemis sedang.

"Untuk wilayah yang masuk Endemis Sedang (API 1-5 per 1.000 penduduk), yaitu Asahan, Batubara dan Labura," ujar Kepala Dinas Kesehatan Sumut Ismail Lubis, Selasa (27/9/2022).

Untuk wilayah Endemis Rendah (API < 1 xss=removed xss=removed>

Sementara itu, kata Ismail, sebanyak 21 kabupaten/kota dari 33 wilayah di Sumut sudah menerima sertifikat eliminasi Malaria dari Kemenkes RI, seperti Medan, Binjai, Tebing Tinggi, P. Siantar, Padangsidempuan, Tanjungbalai, Sibolga, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Karo, Dairi, Pakpak Bharat, Simalungun, Samosir, Toba, Humbahas, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Padang Lawas, Paluta dan Labusel.

Untuk mencegah penularan Malaria, Ismail mengatakan Dinkes Sumut melakukan penelusuran kasus antara lain pelaporan sismal, SDM terlatih dan dukungan sarana prasarana, penyelidikan epidemiologi. "Serta pemberian kelambu berinsektisida, advokasi stakeholder, dan lintas sektor terkait," katanya.

Baca juga: Sempat Nihil Kasus, Kini 63 Kasus Malaria Kembali Merebak di Dua Kecamatan di Kabupaten Sergai

Selain itu, kata Ismail, pihaknya juga melakukan re-sosialisasi dan re-edukasi kepada masyarakat tentang pencegahan penyakit Malaria, penyemprotan dinding rumah, membuat Surat Edaran ke 33 kabupaten/kota se-Sumut untuk mendukung percepatan eliminasi Malaria.

"Membentuk Pokja Malaria Provinsi Sumut dan melaksanakan pelatihan petugas analis laboratorium dlm rangka peningkatan kapasitas petugas," ujarnya.

Ismail mengaku saat ini obat Malaria sedang terbatas di Sumut dan beberapa provinsi lainnya di Indonesia.

"Kalau kosong itu bukan hanya dialami di Sumut, tetapi di provinsi lain se-Indonesia, difokuskan dikirim Kemenkes RI ke wilayah endemis tinggi seperti Papua, Papua Barat, dan NTT. Lebih tepatnya sih, terbatas, bukan kosong,” katanya.

Untuk langkah antisipasi, Ismail mengatakan, Dinkes Sumut melakukan pemberian obat Kina sebagai pilihan kedua atau lini kedua dengan dosis yang sudah ditetapkan Kemenkes RI.(cr14/cr26)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved