Desakan Pencopotan Kepala Bappeda
DPRD Medan Minta Bobby Nasution Copot Kepala Bappeda, Benny Iskandar: Saya Pandang Positif
DPRD Medan mendesak Wali Kota Medan Bobby Nasution mencopot Kepala Bappeda Kota Medan Bobby Iskandar
Penulis: Anisa Rahmadani |
DPRD Medan Minta Bobby Nasution Copot Kepala Bappeda, Benny Iskandar: Saya Pandang Positif
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN - DPRD Medan mendesak Wali Kota Medan, Bobby Nasution mencopot Kepala Bappeda Kota Medan, Benny Iskandar.
Alasan desakan pencopotan Benny Iskandar karena yang bersangkutan dinilai tidak becus dalam menjalankan tugas.
Menanggapi desakan pencopotan dirinya, Benny Iskandar santai saja.
Ia mengatakan bahwa desakan pencopotan dirinya dianggap sebagai suatu yang positif.
"Ketika mereka minta evaluasi, saya memandangnya secara positif saja," kata Benny Iskandar, Kamis (15/9/2022).
Ia mengatakan, bahwa setelah munculnya desakan pencopotan terhadap dirinya, ia mengaku sudah menghadap Wali Kota Medan, Bobby Nasution.
"Saya sudah dipanggil oleh pak Wali Kota sendiri, tapi sampai dengan hari ini saya tidak mengetahui kenapa mereka begitu. Karena sampai dengan hari Senin saya masih rapat dengan mereka (DPRD) dan tidak terjadi kejadian apapun," ucap Benny.
Meski muncul desakan pencopotan terhadap dirinya, Benny Iskandar mengatakan bahwa evaluasi belum tentu karena kinerjanya yang buruk.
"Karena dievaluasi juga belum tentu hasilnya jelek juga, dan Wali Kota juga selalu mengevaluasi kami semua secara berkala," jelasnya.
Sejauh ini, kata Benny, dirinya belum mengetahui secara langsung permasalahan yang terjadi.
"Yang saya tahu itu dari pemberitaan media saja sebagaimana yang disampaikan, mungkin ada kesalahan miss komunikasi saja. Dan komunikasi ini yang perlu diperbaiki," katanya.
Disinggung mengenai sebab musabab dirinya diminta copot, Benny Iskandar menduga bahwa hal tersebut berawal dari Badan Anggaran.
"Kalau yang disebut, saya dengar berawal dari Banggar, bahkan sebenarnya tidak ada hal yang istimewa kalau ada komunikasi yang putus pasti tidak ditanda tangani (usulan anggaran). Karena kemarin itu kesepakatan," jelasnya.
Kata Benny, jika tim anggaran merasa ada yang tidak cocok, pasti Wali Kota Medan juga tidak akan menandatangani usulan anggaran yang diajukan.
"Dewan pun demikian, sehingga saya ataupun tim pak wali tidak mengetahui secara persis permasalahannya apa. Kalau ada yang salah, mungkin bisa ditanyakan ke dewannya," ucapnya.
Namun ditegaskan Benny, bahwa dari pihak anggaran tidak ada melanggar sebagaimana aturan yang ditetapkan.
"Kalau yang saya ketahui dari teman-teman, permasalahannya katanya yang perkataan saya mengingatkan kepada camat dan OPD terkait keluh kesah permintaan penambahan anggaran kepada dewan. Dan terus saya ingatkan harus terlebih dahulu bicara sama orang tua kami yaitu pak Wali Kota, saya kira itu hal yang wajar," jelasnya.
Benny pun memisalkan dirinya bagaimana cara meminta uang tersebut.
"Kalaupun misalnya saya sebagai anak ingin meminta uang jajan, pasti mintanya ke orang tua, bukan ke paman atau bibinya, malu lah orang tua saya," terangnya.
Sementara kata Benny, semua kebutuhan anggaran itu juga banyak.
Dimana ada prioritas daerah yang harus diutamakan.
"Pak Wali pun kalau ada alasan yang kuat, tentu tidak akan mengabaikan permintaan sepanjang itu disampaikan," tukasnya.
(cr5/tribun-medan.com)