Berita Sumut
DAMPAK KENAIKAN BBM Bagi Pedagang Eceran, Fajar: Kami Hanya Bisa Pasrah
Dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dirasakan oleh sejumlah kalangan, termasuk pedagang minyak eceran.
TRIBUN MEDAN.COM, MEDAN - Dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dirasakan oleh sejumlah kalangan, termasuk pedagang minyak eceran.
Salah seorang pedagang bernama Fajar (38) di Jalan Sempurna, Kecamatan Medan Kota, mengaku hanya bisa pasrah dengan keadaan.
Baru satu hari kenaikan BBM diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), ia langsung merasakan dampaknya.
Dagangan minyaknya yang sehari-harinya laku berbotol-botol kini, sudah minum pembeli.
"Susah laku semenjak naik kemarin. Biasa sehari 10 botol laku, ini satu hari ini baru dua botol yang laku," kata Fajar kepada Tribun-medan, Minggu (4/9/2022).
Dikatakannya, biasanya harga minyak jenis pertalite yang dijualnya berkisar Rp 10 ribu perliter atau perbotol nya.
Pasca kenaikan minyak, dirinya terpaksa menjual minyak pertalite dengan harga Rp 12 ribu, itupun liternya dikurangi sedikit untuk keuntungan.
"Sebelum naik harganya kan Rp 6,750 ribu, tapi kami juga tetap Rp 10 ribu. Sekarang jadi Rp 12 ribu, kita kurangi perliter nya, kalau nggak mana ada untungnya cuma capeknya," sebutnya.
Fajar menuturkan, harga minyak jenis pertalite yang dijualnya baru terhitung hari ini dinaikkannya.
"Baru hari ini naik harganya, kemarin masih harga normal," bebernya.
Lebih lanjut, ia berharap kepada pemerintah agar bisa mempertimbangkan nasib masyarakat nya.
Menurutnya, kenaikan harga BBM berimbas kepada perekonomian seluruh masyarakat.
"Keberatan, tapi gimana mau dibilang masyarakat pun keberatan semua, naik semua pastinya nanti," ungkapnya.
Fajar mengaku hanya bisa pasrah dan tidak mau lagi berharap kepada pemerintah.
"Gimana mau dibilang, gimana enaknya yang dibuat pemerintah, itu saja yang kita jalani. Kita rakyat biasa mana ngerti - ngerti ke situ," pungkasnya.
(cr11/tribun-medan.com)