TRIBUNWIKI
Antologi Palito Ni Si Boru Toba, Buku yang Bercerita Tentang Budaya Batak dalam Prespektif Perempuan
Di dalam buku tersebut, juga memperkenalkan budaya Batak karena setiap kisahnya didampingi serba-serbi adat istiadat Batak
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Antalogi Palito Ni Si Boru Toba, merupakan buku yang bercerita tentang budaya Batak dalam prespektif perempuan.
Buku karya 20 penulis dari berbagai daerah tersebut baru saja diluncurkan.
Tak hanya sekadar kumpulan cerpen, buku tersebut juga mengisahkan kehidupan wanita-wanita Batak.
Baca juga: DERETAN Film Bioskop Bertema Budaya Batak, Cocok Ditonton untuk Anak Perantauan
Di dalam buku tersebut, juga memperkenalkan budaya Batak karena setiap kisahnya didampingi serba-serbi adat istiadat Batak dan dihiasi dengan Gorga seni ukir dan lukis pada rumah adat Batak.
Pada peluncuran buku ini juga tak lupa dibalut dengan nuansa Batak.
Baca juga: SOSOK Thompson HS, Budayawan Yang Beri Perhatian Khusus Bagi Kaum Milenial Cintai Budaya Batak Toba
Mulai dari penampilan manortor, suling bambu ala Batak, juga baju yang harus dikenakan para undangan pun harus bernuansa Batak.
Salah satu penulis dalam buku ini Maria Julie Simbolon mengatakan 20 penulis didalamnya berasal dari berbagai daerah, bahkan suku.
"Buku ini terdiri dari 20 cerita, 18 penulis adalah perempuan dan dua penulis laki-laki. Penulis berasal dari berbagai daerah bahkan suku, namun semuanya pernah berinteraksi atau berada dalam lingkungan orang Batak, misal dia punya suami orang Batak, atau punya mertua Batak. Pengalaman demi pengalaman tersebut yang diceritakan dalam kumpulan cerpen ini," jelas Maria.
Maria berharap buku ini bisa memberikan energi baik, dari kisah perempuan Batak.
"Buku ini berisi energi baik yang harapannya bisa tersampaikan ke seluruh perempuan, dengan tagline martabatku ku raih bukan ku beli, hal ini menjadi penyemangat bahwa perempuan itu kuat," tuturnya.
Salah satu pembaca, Oni mengatakan semua cerita berkesan, namun ia menaruh perhatian lebih terhadap cerita hak mamak hilang yang ditulis oleh Imelda Hutagalung.
"Saya secara pribadi menaruh perhatian lebih terhadap cerita hak mamak yang hilang, disini bercerita tentang keresahan keresahan perempuan Batak pada umumnya," ujar Oni.
(cr26/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Peluncuran-buku-Antalogi-Palito-Ni-Si-Boru-Toba.jpg)