Berita Internasional

Anggota Keluarga Raja Bahrain Dipecat, Akibat Menolak Berjabat Tangan dengan Duta Besar Israel

Sheikha Mai binti Mohammed Al Khalifa diberhentikan oleh Raja Bahrain setelah dilaporkan menolak untuk menjabat tangan Duta Besar Israel untuk Manama.

BNA
Shaikha Mai binti Mohammed Al Khalifa. BNA 

TRIBUN-MEDAN.com - Sheikha Mai binti Mohammed Al Khalifa diberhentikan oleh Raja Bahrain setelah dilaporkan menolak untuk menjabat tangan Duta Besar Israel untuk Manama.

Seorang Pejabat Tinggi Bahrain yang juga anggota keluarga penguasa diberhentikan dari posisinya oleh Raja Bahrain, setelah dia menolak untuk berjabat tangan dengan duta besar Israel untuk Negara Teluk, seperti dilaporkan Rai al-Youm pada  Jumat (22/7/2022).

Kepala Otoritas dan Purbakala Bahrain, Sheikha Mai binti Mohammed Al Khalifa, dilaporkan menolak berjabat tangan dengan Duta Besa Israel untuk Manama, Eitan Na'eh, dalam upacara pemakaman ayah Duta Besar AS Steven C. Bondy yang berlangsung bulan lalu.

Baca juga: AC Milan Mau Dibeli Konglomerat dari Bahrain Senilai Rp 15,5 Triliun, Paolo Maldini Akui Tak Tahu

Selanjutnya, Sheikha Mai meninggalkan upacara pemakaman, ketika dia diberitahu tentang kehadiran Eitan Na'eh dan meminta kedutaan AS untuk tidak mempublikasikan foto dirinya menghadiri pemakaman ayah duta besar Amerika, menurut laporan tersebut.

Sheikha Mai adalah anggota keluarga kerajaan Bahrain yang telah menjalankan tugas resmi selama lebih dari 20 tahun, memang dikenal sebagai "figur kontroversial" di Bahrain, kata laporan itu.

Sebelumnya Sheikha Mai  menjabat sebagai Menteri Informasi Bahrain, dan merupakan sosok wanita pertama yang memegang jabatan tersebut.

Dia juga menjabat sebagai Menteri Budaya Bahrain dan dinobatkan sebagai wanita Arab terkuat keenam pada tahun 2014 dalam daftar Forbes Timur Tengah.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa Raja Bahrain telah mengeluarkan surat keputusan pada 21 Juli 2022, tentang penunjukkan pengganti Sheikha Mai sebagai kepala Otoritas Kebudayaan dan Purbakala.

Dan pada hari yang sama, Perdana Menteri Yair Lapid menelepon Putra Mahkota Bahrain dan Perdana Menteri Salman bin Hamad Al Khalifa.

Israel dan Bahrain bekerja sama untuk mewujudkan visi bersama yang bertujuan agar "Timur Tengah yang stabil dan makmur," tulis Lapid.

Baca juga: Mila Sapriani Atlet NPC Asahan Bawa Perunggu di Asian Youth Para Games Bahrain 2021

Penolakan Sheikha Mai untuk berjabat tangan dengan Na'eh adalah "cerminan sejati dari sikap asli rakyat Bahrain dalam mendukung Palestina," kata juru bicara Hamas Hazem Qasem dalam sebuah pernyataan untuk mendukung pejabat Bahrain itu yang dirilis pada hari Sabtu.

Hamas mengatakan upaya untuk menormalkan hubungan dengan Israel akan "tetap tidak dapat diterima dalam kesadaran kolektif Arab."

Hubungan Bahrain-Israel

Bahrain dan Israel secara resmi menormalkan hubungan kedua Negara pada tahun 2020 sebagai bagian dari Kesepakatan Abraham, yang juga melihat Israel menjalin hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab dan Maroko.

Menteri Luar Negeri Bahrain juga mengambil bagian dalam KTT Negev yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Israel , Lapid pada  awal tahun ini.

Negara Teluk itu juga dianggap sebagai bagian dari aliansi keamanan regional potensial, yang dilobi oleh Presiden AS Joe Biden dalam perjalanannya ke Timur Tengah baru-baru ini, yakni berkunjungan ke Israel dan Arab Saudi.

Sumber: The Jerusalem Post

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved