Harga Bahan Pokok

Harga Bahan Pokok Masih Tinggi, Disperindag Karo Sebut Terus Lakukan Pemantauan

Dirinya menjelaskan, setiap harinya mereka selalu melakukan update harga dan melaporkannya ke tingkat provinsi.

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL
Pedagang cabai di pasar Kabanjahe, memilah cabai yang akan dijual, di pasar tradisional Kabanjahe, Jalan Masjid, Kabanjahe. 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Harga bahan pokok terutama cabai, sampai saat ini masih cukup tinggi.

Diketahui, untuk di Kabupaten Karo terutama di pasar tradisional di kawasan Kecamatan Kabanjahe harganya masih berkisar Rp 75 ribu hingga 80 ribu per kilonya.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Karo, melalui Sekretaris Disperindag Karo Hartoni Sembiring, mengaku pihaknya masih terus melakukan pemantauan.

Baca juga: Sidak ke Pasar Tradisional, Sekda: Harga Kebutuhan Pokok Relatif Stabil dan Stok Aman

Dirinya menjelaskan, setiap harinya mereka selalu melakukan update harga dan melaporkannya ke tingkat provinsi.

"Kita masih sebatas pemantauan dan pendataan. Memang untuk harga cabai masih cukup tinggi," Ujar Hartoni, Selasa (19/7/2022).

Dijelaskan Hartoni, berdasarkan pemantauan yang dilakukan oleh pihaknya di lapangan adapun penyebab harga cabai masih tinggi dikarenakan pasokan yang menipis. Ia mengaku, hal tersebut diketahui dari para pedagang yang mengatakan jika beberapa daerah penyuplai cabai mengalami penurunan jumlah panen.

"Memang pasokannya yang kurang, tak hanya di Kabupaten Karo saja, tapi dari beberapa daerah penyuplai juga berkurang pasokannya," Ucapnya.

Diakui Hartoni, antara pasokan yang menipis dibandingkan permintaan pasar yang masih cukup tinggi membuat harga cukup melonjak. Berdasarkan catatan mereka, kenaikan harga cabai ini sudah terjadi sejak satu bulan terakhir.

Baca juga: Kritisi Kenaikan Harga Pertamax Hingga Kebutuhan Pokok, Mahasiswa Demo di Depan Gedung DPRD Garut

Ketika ditanya apa hal yang menyebabkan pasokan dan hasil panen berkurang, dijelaskan Hartoni pihaknya mendapatkan informasi jika harga pupuk yang juga melambung diduga menjadi salah satu faktor utama. Di mana, pupuk yang digunakan untuk produksi pertanian cabai mengandalkan pupuk yang diimpor dari luar negeri.

Sementara, untuk pupuk dalam negeri atau lokal maupun pupuk organik sangat jarang dipakai untuk produksi lahan pertanian hortikultura.

Sehingga, dengan tingginya biaya produksi ini diduga membuat para petani memperkecil atau mengurangi lahan yang digunakan untuk menanam cabai.

"Mungkin ada pengaruhnya dari peningkatan harga pupuk, karena kan impor. Kalau enggak salah sekarang harganya sudah naik hampir 100 persen, jadi petani mengurangi produksinya," Katanya.

Di tempat terpisah, salah satu pedagang cabai di pasar Kabanjahe Masna br Sembiring mengaku memang belakangan ini harga selalu berubah dan semakin meningkat. Ia mengaku, belakangan ini pasokan cabai memang sudah cukup berkurang.

"Enggak ada barangnya, kosong. Sudah gitu banyak cabai yang rusak sekarang kena penyakit. Kalau kita cabainya dari sini," Ucapnya.

Namun, dirinya mengatakan tidak mengetahui secara pasti apa penyebab pasokan berkurang. Dari informasi yang didapat, diduga harga pupuk yang cukup tinggi membuat pasokan cabai ikut terdampak.

(mns/tribun-medan.com)  

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved