Pesan Menohok Ayah Brigadir J
PESAN MENOHOK Ayah Brigadir J: Hukum di Dunia Bisa Direkayasa, Hukum Tuhan Tidak Bisa!
Samuel Hutabarat ayah dari Brigadir J, tidak bisa menerima anaknya tewas tidak wajar di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Penulis: M.Andimaz Kahfi | Editor: M.Andimaz Kahfi
PESAN MENOHOK Ayah Brigadir J: Hukum di Dunia Bisa Direkayasa, Hukum Tuhan Tidak Bisa!
TRIBUN-MEDAN.COM - Samuel Hutabarat ayah dari Brigadir J, tidak bisa menerima anaknya tewas tidak wajar di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Saat diwawancarai Tribun Jambi, Samuel mengutuk keras pelaku yang menewaskan anaknya tersebut.
"Hukum di dunia bisa direkayasa, hukum Tuhan enggak bisa," kata Samuel Hutabarat.
"Suatu saat pasti terungkap," tegasnya.
Terkait adanya informasi Brigadir J disebut menodongkan pistol ke istri Kadiv Propam?
"Ya kita sendiri yang berfikir, kurasa berhadapan dengan istri seorang jenderal, kita pun sudah deg-degan," katanya.
"Apalagi dia seorang pengawal lah bahasa awamnya. Kalau tidak dipanggil, mana mungkin dia datang ke kamar. Tapi ya itu terserah. Itulah kronologis katanya," sambungnya.
Samuel menyebut sah-sah saja pihak kepolisian menyebutkan kronologi kejadian seperti itu.
Ia pun mengaku tidak bisa mendapatkan banyak informasi, lantaran sang anak sudah meninggal.
Soal kejanggalan CCTV, Samuel mengaku ada seorang jenderal dari mabes yang sudah datang kerumahnya.
"Memang tadi malam ada datang Brigjend Hendra dari Mabes Polri. Enggak saya tanya, kita segan. Tapi saya lihat pundaknya sudah bintang satu pengkatnya dari Propam," ujarnya.
Samuel menceritakan sang jenderal datang bersama penyidik dari Polres Jakarta Selatan mengutarakan kronologis di TKP agar tidak simpang siur.
"Dia datang mau meluruskan," katanya.
Samuel mengaku sang jenderal meminta saat dia menjelaskan kronologis tidak boleh ada orang lain yang ikut mendengarkan pembicaraan tersebut.
"Katanya sangat rahasia. Jadi yang boleh mendengar hanya saya dan keluarga berempat," tuturnya.
Samuel menceritakan menurut kronologi versi sang jenderal, Brigadir J awalnya masuk ke kamar ibu putri istri dari Kadiv Propam. Orang itu dikabarkan baru pulang dari Magelang.
Pulang dari luar kota, biasanya istri Kadiv Propam tidak langsung pulang ke rumah pribadi. Biasanya kerumah dinas dulu, entah swab atau PCR.
Sesudah diperiksa dan menunggu hasil, istri Kadiv Propam rebahan di kamar dan karena sudah di kamar pribadi sudah maklum bagaimana berpakaian.
"Tiba-tiba anak saya katanya masuk ke kamar jenderal ini, dengan membawa senjata langsung menodongkan senjata ke si ibu dan meraba-raba. Si ibu lalu menjerit dan Brigadir J panik lalu keluar dari kamar dengan menenteng senjata," urainya.
"Bharada E langsung datang dari lantai dua. Anak saya dipintu dan Bharada E menanyakan ada apa bang. Karena Bharada E mendengar jeritan ibu putri. Anak saya katanya langsung membabi-buta menembak. Itulah kutipan utama bagi saya kejanggalan," jelasnya.
Seperti diketahui, Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo pun hingga kini belum memberi keterangan terkait insiden polisi tembak polisi yang terjadi di rumahnya.
Kapolres Jakarta Selatan sebelumnya menyebut aksi penembakan berawal dari pelecehan Brigadir J pada istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Di tengah perkembangan kasus tersebut dan pertanyaan publik tentang di mana Ferdy Sambo, beredar sebuah video singkat yang memperlihatkan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo memeluk erat Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran.
(mak/tribun-medan.com)