Vihara Bodhisitala Siborongborong Pengobat Rindu 100 Tahun
Penantian panjang 100 tahun warga Buddha Tapanuli Utara khususnya di Siborongborong akhirnya terjawab dengan peletakan batu pertama pembangunan Vihara
TRIBUN-MEDAN.com - Penantian panjang 100 tahun warga Buddha Tapanuli Utara khususnya di Siborongborong akhirnya terjawab dengan peletakan batu pertama pembangunan Vihara Bodhisitala. Semenjak kedatangan Umat Buddha yang masuk melalui Barus, selanjutnya ke daerah Pakkat, kemudian ke Dolok Sanggul hingga menetap di Siborongborong belum pernah memiliki vihara bersama untuk kegiatan beribadah.
Groundbreaking dan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Vihara Bodhisitala di Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, dilakukan pada Minggu (10/7/2022) dihadiri YM. Jinadhammo Mahathera, Anu Maha Nayaka Sagin YM. Nyanaprathama Mahasthavira, Sekwil Sagin Sumut-Aceh YM. Thitavamso Thera beserta segenap biksu/ni Sangha Agung Indonesia (Sagin), PD/PC MBI dari berbagai kabupaten/kota di Sumatera Utara, Pengurus Wanita Buddhis Indonesia se-Sumut dan Pengurus Sekretariat Bersama Yayasan-yayasan Buddhayana Indonesia (Sekber Yabuddhi) Sumut.
Pembimas Buddha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara Budi Sulistiyo, Anggota DPRD Sumut Rudy Hermanto, Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan, beserta Sekda Indra S. H. Simaremare, didampingi Forkopimda, pimpinan perangkat daerah dan Camat Siborongborong serta para pandita, upasaka-upasika serta Umat Buddha yang hadir turut melakukan peletakan batu pertama pembangunan Vihara Bodhisitala, bertempat di Jalan Pacuan Kuda, Dusun Pangasean, Desa Siaro, Kec. Siborongborong tersebut.
“Kami mendukung pembangunan vihara ini agar bisa berjalan lancar dan tuntas tepat waktu. Dan sangat mengapresiasi berdirinya vihara ini karena saya belajar bahwa Indonesia lahir bukan karena satu kelompok, kita semua berjuang walau beda agama dan beda budaya, karena bersatu dalam perbedaanlah Indonesia bisa merdeka. Untuk itu kita harus menjaga Pancasila dan menjaga Bhinneka Tunggal Ika. Saya sangat sambut baik pembangunan vihara di Siborongborong ini. Saya rindu di masa kepeminpinan saya ini, Tapanuli Utara bisa menjadi miniaturnya Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Bentuk dukungan pembangunan vihara ini, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara akan memperbaiki jalan menuju vihara," sebut Nikson.
Sementara itu Anggota DPRD Sumut Rudy Hermanto mengungkapkan, "Kami sangat terharu karena selama proses ini masyarakat Siborongborong sangat mendukung sehingga akhirnya bisa terwujud pembangunan Vihara Bodhisitala ini. Umat Buddha hari ini berkumpul untuk menyaksikan peristiwa bersejarah "100 tahun penantian" baru hari inilah terwujud satu vihara bernama Bodhisitala. Bodhi artinya suatu hal yang baik/suci dan Sitala artinya sejuk. Nama Bodhisitala peruntukan untuk nama cetiya, selanjutnya digunakan juga sebagai nama vihara, nama tersebut diberikan oleh Sekwil Sagin (Sekretaris Wilayah Sangha Agung Indonesia) Sumatera Utara dan Aceh YM. Thitavamso Thera.”
Hal senada disampaikan Pembimas Buddha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara Budi Sulistiyo, S.Ag.,M.Pd.B. mendukung sepenuhnya pembangunan Vihara Bodhisitala dan berharap vihara ini dapat dikembangkan secara kreatif sehingga menjadi wisata religi untuk turut berkontribusi meningkatkan PAD Tapanuli Utara. Sejalan dengan dukungan tersebut, Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI memberikan dana bantuan pembangunan Vihara Bodhisitala.
Ketua Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Sumut UP. Eddy Sujono Setiawan, Ketua Yayasan Buddhayana Sumatera Utara sekaligus Ketua Panitia Pembangunan UP. Tony dan Ketua Panitia Peletakan Batu Pertama yang juga Ketua PC MBI Taput Bong On Nah / Anna Novianti Simorangkir, dalam sambutannya masing masing mengungkapkan terimakasih atas dukungan berbagai pihak yang membantu mewujudkan pembangunan Vihara Bodhisitala dan berharap semua hal dapat dipermudah hingga selesainya pembangunan dengan lancar dan tepat waktu.
Kegiatan ritual groundbreaking pada pagi hari dipimpin oleh para Biksu/Biksuni Sangha Agung Indonesia dibagi dalam dua sesi, yaitu sesi pertama dalam tradisi Theravada dan sesi kedua dalam tradisi Mahayana. Diawali dengan penyalaan lilin dan dupa oleh Sekwil Sagin Sumut-Aceh YM. Thitavamso Thera. Rangkaian upacara ritual dilaksanakan dengan penuh khidmat dan sakral. Pendarasan Paritta Suci dipimpin oleh YM. Pannasami Thera, sedangkan untuk pembacaan Dharani dipimpin YM. Nyanaprathama Mahasthavira.
Kemudian dilanjutkan simbolis pencangkolan tanah oleh Anggota Sangha dan Pimpinan organ Keluarga Buddhayana Indonesia Se Sumut serta Pradaksina dengan air dari berbagai vihara di Sumatera Utara sebagai wujud persatuan dan dukungan atas pembangunan Vihara Bodhisitala.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Groundbreaking-dan-Peletakan-Batu-Pertama-Pembangunan-Vihara-Bodhisitala.jpg)