Subsidi BBM

Pemerintah Kucurkan Rp 520 Triliun untuk Subsidi BBM, Paling Banyak Dinikmati Orang Kaya

Subsidi dan kompensasi energi mendominasi belanja nonkementerian/lembaga dengan realisasi Rp 334,7 triliun sampai Mei 2022.

TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Antrean pengendara untuk melakukan pengisian bahan bakar minyak (BBM) di salah satu SPBU di Jalan Gatot Subroto, Medan, Sabtu (16/10/2021). Antrean terjadi karena kelangkaan BBM yang disebabkan keterlambatan pasokan di wilayah Sumatera Utara beberapa pekan terakhir. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, subsidi energi yang digulirkan pemerintah untuk menahan harga BBM, elpiji 3 kilogram, dan listrik banyak dinikmati oleh orang kaya.

Terbaru, pihaknya menambah anggaran subsidi energi untuk tahun 2022 mencapai Rp 520 triliun. Namun, karena subsidi masih berbasis komoditas, BBM, hingga elpiji bersubsidi itu juga banyak dinikmati oleh orang kaya.

"Sebetulnya APBN-nya dengan subsidi mencapai Rp 520 triliun, justru akhirnya yang banyak menikmati adalah kelompok yang kaya," kata Sri Mulyani setelah Sidang Paripurna di Gedung DPR RI, Kamis (30/6/2022).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menuturkan, kebocoran subsidi kepada orang kaya merupakan konsekuensi dari kebijakan subsidi barang yang diambil pemerintah.

Di sisi lain jika tidak disubsidi, harga minyak mentah yang tinggi akan langsung dirasakan masyarakat dalam bentuk peningkatan harga BBM, elpiji 3 kilogram, dan listrik.

Hal ini, kata Sri Mulyani, berimplikasi pada tingkat inflasi yang meninggi, mengganggu daya beli masyarakat, dan melemahkan pertumbuhan ekonomi.

"Kemungkinan besar bahwa yang menikmati kelompok yang mampu lebih banyak, itu memang terjadi. Jadi, memang kalau menggunakan subsidi barang, risikonya adalah yang mengonsumsi barang itulah yang menikmati subsidi," ucap dia.

"Bocornya" subsidi kepada orang-orang kaya ini lantas membuat pemerintah menggodok subsidi berbasis orang yang ditujukan untuk masyarakat tidak mampu. Pihaknya bakal memadankan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial.

"Ada kelompok yang memang mampu, ada kelompok menengah, dan kelompok yang tidak mampu. Sehingga, kalau kita bicara keadilan memang APBN seharusnya melindungi kelompok tidak mampu," ucap Sri Mulyani.

Sebagai informasi, pemerintah menaikkan anggaran subsidi energi mencapai Rp 520 triliun pada tahun 2022. Sementara itu, realisasi belanja subsidi dan kompensasi energi hingga Mei 2022 sudah mencapai Rp 75,41 triliun.

Realisasi Rp 75,41 triliun itu terdiri dari subsidi reguler pada bulan Mei mencapai Rp 65,24 triliun dan kurang bayar tahun sebelumnya Rp 10,17 triliun.

Subsidi dan kompensasi energi mendominasi belanja nonkementerian/lembaga dengan realisasi Rp 334,7 triliun sampai Mei 2022.

Tingginya realisasi subsidi pada bulan Mei 2022 juga dipengaruhi oleh volume barang-barang bersubsidi yang meningkat.

Volume BBM yang meliputi solar dan minyak tanah meningkat menjadi 5,6 juta kiloliter dari 5 juta kiloliter di tahun 2021.

Lalu, elpiji 3 kilogram meningkat menjadi 2,5 juta MT dari sekitar 2,4 juta MT. Begitu juga dengan listrik bersubsidi yang naik menjadi 38,4 juta pelanggan dari 37,4 juta pelanggan pada tahun 2021.

"Selain perbedaan harga yang meningkat, juga volume menaik. Inilah yang perlu untuk dikendalikan oleh pertamina," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (23/6/2022).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sri Mulyani: Subsidi BBM Rp 520 Triliun Banyak Dinikmati Orang Kaya..."

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved