Peningkatan Ekspor Sumber Pertumbuhan Ekonomi Sumut

Ada pun akselerasi pertumbuhan ekonomi Sumut bersumber dari peningkatan ekspor, investasi, dan konsumsi rumah tangga.

Penulis: Angel aginta sembiring | Editor: Eti Wahyuni

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara pada triwulan I-2022 mencatatkan peningkatan tercatat 3,90 % (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2021 yang mencapai 3,81 (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Doddy Zulverdi mengatakan, meski demikian, realisasi pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara pada triwulan I-2022 masih lebih rendah dari nasional dan Sumatra yang masing-masing tumbuh sebesar 5,01 % (yoy) dan 4,03 % (yoy).

Ada pun akselerasi pertumbuhan ekonomi Sumut bersumber dari peningkatan ekspor, investasi, dan konsumsi rumah tangga.

Di sisi lain, konsumsi Pemerintah tercatat mengalami deselerasi. Dari sisi pengeluaran, pulihnya aktivitas ekonomi masyarakat didukung dengan berlanjutnya berbagai insentif Pemerintah berdampak positif terhadap peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga.

"Sementara itu, kinerja ekspor mencatatkan pertumbuhan tertinggi. Restriksi mobilitas yang mereda dan pemulihan ekonomi di negaranegara mitra dagang, serta tetap tingginya harga komoditas ekspor unggulan di pasar internasional telah berpengaruh pada meningkatnya nilai ekspor Sumatera Utara, " ujarnya, Selasa (21/6/2022).

Baca juga: KAPAL Ditahan di Belawan, Ekspor Sayur ke Luar Negeri Gagal dan Rusak, Pengusaha Ngeluh ke DPRD

Dikatakannya, aktivitas impor yang meningkat sejalan dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga mengindikasikan daya beli masyarakat yang mulai membaik.

Ia juga menyebutkan, memasuki triwulan II-2022, ekonomi Sumatra Utara diprakirakan tumbuh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.

"Kondisi pandemi yang kian membaik didukung semakin dilonggarkannya restriksi mobilitas diprakirakan dapat mendorong konsumsi masyarakat meskipun tidak setinggi triwulan sebelumnya akibat faktor base effect, " tuturnya.

Berlanjutnya krisis geopolitik diprakirakan akan tetap menjaga harga komoditas utama di level yang tinggi sehingga berdampak positif pada kinerja ekspor Sumatra Utara.

Kinerja impor juga diprakirakan mengalami deselerasi akibat peningkatan biaya bahan baku industri dan berlanjutnya kebijakan lockdown di Tiongkok.

"Kondisi krisis yang berkepanjangan turut berdampak pada peningkatan ketidakpastian global yang diprakirakan akan menahan pertumbuhan investasi lebih rendah dari triwulan sebelumnya," imbuhnya.

Ekspor pada triwulan I-2022 tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Kinerja ekspor tumbuh menjadi 14,64 % (yoy) meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 13,71 % (yoy).

Hal ini didukung oleh tingginya harga komoditas utama sehingga nilai ekspor tetap dapat tumbuh positif.
Namun demikian, nilai ekspor pada triwulan I-2022 tercatat sebesar USD2,9 miliar, lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar USD3,2 miliar.

Demikian halnya volume ekspor yang mencatat 1,9 miliar kg pada triwulan I-2022, lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 2,4 miliar kg.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Bea Cukai Sumatera Utara, ekspor Sumatera Utara didominasi oleh barang setengah jadi dengan pangsa sebesar 81,6 %.

Dari sisi sektoral, pangsa ekspor sektor manufaktur pada triwulan I-2022 mencapai 87,5

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved