Berita Internasional
Geram Dengan Sikap China Yang Dukung Rusia, AS Beri Peringatan
Tanggapan dari AS ini dikeluarkan tak berapa lama setelah Presiden Xi Jinping melakukan komunikasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
TRIBUN-MEDAN.Com, Presiden China Xi Jinping dengan tegas terus mendukung Rusia.
Dilansir dari AFP, Xi langsung menelepon putin, percakapan tersebut merupakan panggilan telepon kedua yang dilaporkan antara Xi dan Putin sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Dikutip dari Tribunnews.com sikap China ini rupanya membuat Amerika Serikat merasa geram.
Amerika Serikat pun memperingatkan, dukungan terhadap Moskow untuk menghindari sanksi Barat akan merusak hubungan.
Tanggapan dari AS ini dikeluarkan tak berapa lama setelah Presiden Xi Jinping melakukan komunikasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dikutip dari The Guardian, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, selama ini China selalu mengklaim netral terhadap permasalahan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Namun sikap yang baru-baru ini dikeluarkan semakin menunjukkan bahwa China masih dalam hubungan dekat dengan Rusia.
"China mengklaim netral, tetapi perilakunya memperjelas bahwa mereka masih berinvestasi dalam hubungan dekat dengan Rusia," kata juru bicara departemen luar negeri AS.
Ned Price mengatakan, selama empat bulan terakhir atau sejak invasi Rusia dilancarkan pihaknya selalu memantau China.
Selama itu pula, China selalu bersikap seolah mendukung Rusia padahal menyatakan bertindak netral dalam konflik tersebut.
Menurut Price, China dan sejumlah negara yang berpihak pada Putin suatu saat nanti akan tersadar bahwa mereka berada di jalur yang salah.
Uni Eropa dan Barat sudah memberikan beragam sanksi ekonomi untuk Rusia.
Sanksi-sanksi yang diberikan membuat sejumlah perusahaan besar meninggalkan Rusia.
Terkait dengan hal tersebut, AS memperingatkan Beijing bahwa dukungan atau bantuan bagi Moskow untuk menghindari sanksi Barat akan merusak hubungan.
Untuk diketahui, dalam beberapa tahun terakhir Rusia dan China berusaha membangun hubungan setelah terlibat perang dingin.
Mereka meningkatkan kerja sama sebagai penyeimbang dari dominasi global AS.
Moskow dan Beijing pun makin dekat di bidang politik, ekonomi, dan militer.'
Terbaru, kedua negara meluncurkan jembatan jalan pertama yang menghubungkan Kota Blagoveshchensk di timur Rusia dengan Kota Heihe di China utara.
(Tribun-Video.com)
Selengkapnya tonton video :