Ingin Sukses Jualan Kopi? Baca Dulu Kiat dari Owner Awi Coffee Ini!

Berawal dari kedai kecil pada 75 tahun yang lalu, kini Awi Coffee digemari seluruh lapisan masyarakat dan telah mewakili kopi nusantara di ajang dunia

Dok. Awi Coffee
Pemilik Awi Coffee, Darwin Jasmin 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Awi Coffee semakin mengukuhkan diri sebagai produsen kopi berkualitas di Sumatera Utara. Berawal dari kedai kecil pada 75 tahun yang lalu, kini Awi Coffee digemari seluruh lapisan masyarakat dan telah mewakili kopi nusantara pada ajang internasional.

Di pasaran offline, produk Awi Coffee sudah dijual di Brastagi Supermarket, Pasar Buah, K3Mart, Suzuya, Smarco, Kasimura, All fresh Jakarta, Peppito Bali. Di online, kami ada reputable seller di Shopee, Tokopedia, Lazada, dan Bukalapak. Selain itu, Awi Coffee sudah mencetak berbagai prestasi seperti penerima Top Regional Brand, Product Quality Awards, Australia Awards, dll.

Pemilik Awi Coffee, Darwin Jasmin atau akrab disapa Ko Awi melihat bisnis kopi masih terus berkembang dan menyambut baik kemunculan para “pemain” baru di bisnis kopi yang digandrungi oleh kaum muda ini.

qc awi coffee
Proses monitoring dalam setiap proses yang ada di Awi Coffee untuk memastikan semua prosedur sudah benar

Menurut Ko Awi, bisnis kopi mengharuskan produsen mengutamakan kualitas.

“Kopi terbaik berasal dari kebun yang terbaik. Kami sangat memperhatikan kualitas kopi yang akan dihasilkan Awi Coffee, bahkan dari proses awalnya yaitu pemetikan atau pemanenan biji kopi,” katanya.

Proses roasting juga menjadi urusan serius untuk Awi Coffee yang menggunakan mesin Probat. Probat adalah alat roasting kopi buatan Jerman yang terbaik saat ini, dirancang khusus untuk menghasilkan kualitas roasting kopi yang terbaik. Untuk saat ini, Awi Coffee memiliki dua mesin, yang setiap harinya bekerja menghasilkan kopi-kopi terbaik. Dalam sejam, Awi Coffee mampu menghasilkan 48 kg kopi premium, dari mesin Probat berkapasitas 12 kg.

roasti awi coffee
Proses roasting selalu dilakukan dengan fokus, agar menjaga setiap beans benar-benar melalui proses di waktu yang tepat.

Poin penting lainnya agar sukses membangun brand dalam bisnis yang persaingannya semakin ketat adalah membangun different why perusahaan. 

“Different why adalah alasan pelanggan membeli dari kita selain karena faktor harga. Jika tidak ada different why, pasti lah pelanggan cuma akan mempertimbangkan harga dalam memilik produk kopi yang akan dibeli. Jika tidak membangun different why, maka pengusaha akan terjebak dalam perang harga,” ungkapnya.

Menurutnya, bisnis kopi tidak selalu mensyaratkan modal besar. Yang terpenting adalah menetapkan goal dan fokus untuk mencapainya.

Ia mengibaratkan bisnis kopi dan goal sebagai sebuah kapal dan kompas. Sebuah kapal tanpa kompas tidak akan tenggelam, tetapi hanya akan ngapung karena tidak ada arah yang dituju.

“Sebuah perusahaan tanpa goal sama seperti kapal tanpa kompas. Ngapung aja! Perusahaan yang berhasil biasanya adalah perusahaan yang mempunyai visi dan goal yang jelas, serta komitmen untuk mencapainya,” ujarnya.

toko awi coffee
Toko offline Awi Coffee

Franchise atau Bangun Sendiri?

Ko Awi memiliki saran yang bagus ketika ditanya tentang memilih berbisnis kopi brand franchise atau membangun sendiri.

Menurutnya, kedua pilihan itu sama bagusnya. Banyak yang sukses lewat jalur membeli franchise maupun memulai brand sendiri.

Jika memilih brand franchise, katanya, ketika kita memulai maka kita sudah langsung memilikii kostomer yang memungkinkan kita bisa berhemat banyak biaya untuk marketing dan rsiko lebih kecil. Sebagai pengganti berbagai kemudahan itu, kita harus bayar royalti dan mengikuti aturan main yang ditetapkan franchisor.

awi coffee 060522
Awi Coffee

Kalau berbisnis sendiri, tentu risiko lebih besar karena akan mulai bisnis tanpa customer base. Tetapi kita bisa lebih fleksibel dan belajar strategi mengembangkan perusahaan dari kerasnya persaingan. Juga jika berkembang pesat, brand itu tetap milik kita.

“Namun ini tidak harus menjadi pilihan yang terpisah. Pengusaha muda suatu hari boleh mempunyai brand sendiri, sekaligus juga membeli usaha franchise,” katanya.

Menurutnya, yang terpenting pengusaha muda harus fokus dalam menjalankan bisnisnya dan tetap memperhatikan kebutuhan kostumer.

“Banyak pebisnis muda gagal karena mencoba mencari solusi untuk masalah yang sebetulnya tidak pernah ada. Ada baiknya pengusaha mendengarkan pelanggan dan calon pelanggan, bertanya kepada mereka problem atau komplain apa yang sering mereka dapatkan dan cari produk untuk solusi problem mereka sekarang. Itu lebih mudah,” katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved