Perang Rusia vs Ukraina

Paus Fransiskus Minta Hari Paskah Rusia-Ukraina Mulai Gencatan Senjata

Paus Fransiskus mendesak Rusia dan Ukraina untuk melakukan gencatan senjata saat Hari Paskah.

Filippo MONTEFORTE / AFP
Paus Fransiskus memberkati ranting-ranting zaitun saat memimpin misa Minggu Palma di Lapangan Santo Petrus, Vatikan pada 10 April 2022. Minggu Palma adalah hari Minggu terakhir Prapaskah, awal Pekan Suci, dan memperingati kedatangan penuh kemenangan Yesus Kristus di Yerusalem, beberapa hari sebelum dia disalibkan. 

TRIBUN-MEDAN.com - Paus Fransiskus mendesak Rusia dan Ukraina untuk melakukan gencatan senjata saat Hari Paskah.

Komentar Paus muncul selama pembacaan doa Angelus dari Lapangan Santo Petrus pada Minggu Palma, menurut Vatican News, sebuah lembaga penyiaran milik negara milik Takhta Suci.

Ada sekitar 35 juta orang Kristen Ortodoks di Ukraina, menurut survei 2015 dari Pew Research Center.

Hampir 80 persen orang Ukraina mengidentifikasi diri sebagai Kristen Ortodoks dan 10 persen lainnya diidentifikasi sebagai Katolik.

"Biarkan senjata diletakkan! Biarkan gencatan senjata Paskah dimulai," kata Paus Fransiskus seperti dilansir UPI News, Minggu (11/4/2022).

Paus mengklarifikasi bahwa dia tidak ingin Rusia dan Ukraina "bertempur lagi" setelah hari raya keagamaan dan mengatakan bahwa apa yang diperlukan adalah "gencatan senjata yang akan mengarah pada perdamaian, melalui negosiasi nyata, yang bahkan mengarah pada beberapa pihak berkorban untuk kebaikan orang banyak."

"Saya berdoa untuk Anda dan mendorong semua pihak untuk menemukan solusi damai sesegera mungkin untuk kebaikan negara, terutama yang paling miskin, menghormati hak setiap orang dan lembaga," katanya.

Paus telah menjadi kritikus yang blak-blakan terhadap perang di Ukraina sejak Rusia menginvasi pada Februari.

Pekan lalu, dia mengatakan bahwa orang-orang Ukraina telah "mati syahid" setelah terungkap bahwa pasukan Rusia mungkin telah mengeksekusi warga sipil di Bucha.

Pada Maret, Paus menyebut invasi Rusia sebagai "agresi bersenjata yang tidak dapat diterima" dan mendesak diakhirinya perang secara diplomatik.

Dalam pernyataannya, Paus Fransiskus mengungkapkan kengerian atas "kebiadaban pembunuhan anak-anak" dan warga sipil tak bersenjata dan mendesak untuk diakhirinya invasi "sebelum kota menjadi kuburan."

Catholic News Agency mencatat bahwa misa Paus Fransiskus pada hari Minggu adalah liturgi publik pertama di Lapangan Santo Petrus sejak merebaknya pandemi Covid-19. (UPI News)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved