Presiden Korsel Terpilih Minta AS Kembali Tempatkan Pembom Nuklir-Kapal Selam di Semenanjung Korea

Korea Selatan meminta penempatan kembali aset strategis AS, seperti pembom nuklir dan kapal selam, ke semenanjung Korea.

KIM HONG-JI / POOL / AFP
Presiden terpilih Korea Selatan Yoon Suk-yeol berbicara selama konferensi pers di Majelis Nasional di Seoul pada 10 Maret 2022, pagi setelah kemenangannya dalam pemilihan presiden negara itu. 

TRIBUN-MEDAN.com - Penasihat presiden terpilih Korea Selatan Yoon Suk-yeol meminta penempatan kembali aset strategis AS, seperti pembom nuklir dan kapal selam, ke semenanjung Korea.

Permintaan ini disampaikan penasihat Yoon Suk-yeol selama pembicaraan yang diadakan dalam kunjungan ke Washington, Rabu (6/4/2022).

Tim pembantu kebijakan luar negeri dan keamanan untuk presiden baru Yoon Suk-yeol bertemu dengan penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan untuk menjamin keamanan yang lebih konstan dalam mencegah ancaman dari Korea Utara yang semakin sering meningkatkan uji coba senjata.

"Menyebarkan aset strategis adalah elemen penting untuk memperkuat pencegahan yang diperpanjang, dan masalah ini secara alami muncul selama diskusi," kata Park Jin, seorang anggota parlemen empat periode yang memimpin delegasi, seperti dikutip Reuters.

Yoon, yang akan dilantik pada 10 Mei, sedang memetakan agenda kebijakan luar negerinya setelah memenangkan pemilihan 9 Maret. Kemenangannya itu tepat saat ketegangan berkobar setelah negara tetangga Korea Utara meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) baru bulan lalu. 

Pengerahan pesawat pengebom AS, kapal induk, dan kapal selam nuklir adalah bagian dari rencana pemilihan Yoon yang berjanji untuk "menanggapi dengan tegas" ancaman Korea Utara. 

Yoon juga telah berjanji untuk mengembalikan latihan militer bersama dengan Amerika Serikat yang intensitasnya menurun pada masa Presiden Moon Jae-in, dalam upaya untuk menenangkan Pyongyang dan melanjutkan pembicaraan yang terhenti untuk membersihkan semenanjung dari senjata nuklir.

Korea Utara telah lama mengecam latihan tersebut sebagai latihan untuk perang, dan sekutu telah mengurangi pelatihan lapangan dan menghindari penggunaan senjata utama seperti pembom dan kapal induk, dengan berfokus pada simulasi komputer.

Namun Park tidak merinci ketika ditanya tentang rencana latihan musim semi yang reguler, yang menurut media domestik dapat mencakup pembom nuklir untuk pertama kalinya dalam hampir lima tahun. 

“Kami sepakat bahwa yang paling penting adalah pencegahan sehingga kami dapat dengan kuat menanggapi setiap kemungkinan provokasi Korea Utara,” katanya.

Delegasi tersebut mengundang Biden untuk mengunjungi Seoul ketika ia melakukan perjalanan ke Asia. (Reuters)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved