Jerman Sepakat Tambah Sanksi untuk Rusia setelah Pembantaian di Kota Bucha

Jerman mengatakan bahwa Barat akan sepakat menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia dalam beberapa hari mendatang.

RONALDO SCHEMIDT / AFP
Mayat sedikitnya 20 pria berpakaian sipil ditemukan tergeletak di satu jalan di Kota Bucha, Sabtu (3/4/2022), setelah pasukan Ukraina merebut kembali kota Bucha dekat Kyiv dari pasukan Rusia, kata wartawan AFP. 

TRIBUN-MEDAN.com - Jerman mengatakan bahwa Barat akan sepakat menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia dalam beberapa hari mendatang.

Keputusan ini diambil setelah Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan kejahatan perang di dekat Kyiv, meningkatkan tekanan ekonomi yang sudah besar pada Rusia atas invasinya.

Ekonomi Rusia menghadapi krisis paling parah sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991 setelah Amerika Serikat dan sekutunya menjatuhkan sanksi karena invasi Putin pada 24 Februari di Ukraina.

Rusia pada Minggu membantah pasukannya bertanggung jawab atas kematian warga sipil di kota Bucha dan mengatakan Ukraina telah menggelar pertunjukan untuk media Barat.

Reuters melihat mayat-mayat berserakan di seluruh kota. Salah satunya tampak tangannya terikat dengan kain putih, dan telah ditembak di mulut. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menuduh Rusia melakukan genosida. 

Jasad warga Bucha yang dibantai pasukan Rusia berserak di jalan
Jasad warga Bucha yang dibantai pasukan Rusia berserak di jalan (twitter)

"Putin dan para pendukungnya akan merasakan konsekuensi dari tindakan mereka," kata Kanselir Jerman Olaf Scholz seperti dikutip Reuters, Senin (4/4/2022).

Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan Uni Eropa harus berbicara tentang langkah mengakhiri impor gas Rusia. 

Jerman, ekonomi terbesar Eropa, sejauh ini menolak seruan untuk memberlakukan embargo impor energi dari Rusia, dengan mengatakan ekonominya dan negara-negara Eropa lainnya terlalu bergantung pada Rusia.

Baca juga: Mayat Bergelimpangan di Jalanan Bucha setelah Pasukan Rusia Mundur, Petugas Belum Berani Makamkan

Rusia memasok 40 persen kebutuhan gas Eropa.

Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio mengatakan peristiwa di Bucha "melepaskan gelombang kemarahan yang akan mengarah pada sanksi baru."

Inggris mengatakan pihaknya meningkatkan sanksi dan Prancis mengutuk "pelanggaran besar-besaran" oleh pasukan Rusia di Ukraina.

Kremlin mengatakan sanksi Barat - yang paling memberatkan dalam sejarah modern - sama dengan deklarasi perang ekonomi. Rusia pun mencoba memperkuat kemitraan dengan China dan India.

Rusia yang hampir terputus dari ekonomi Barat, menghadapi kontraksi ekonomi terbesar selama beberapa dekade dan harga barang meningkat.

Putin mengatakan bahwa Barat tidak mengerti apa-apa tentang Rusia jika menganggap Rusia akan menyerah pada sanksi.

"Dunia jauh lebih besar dari Eropa - dan faktanya Rusia jauh lebih besar dari Eropa - jadi cepat atau lambat kita akan berdialog tidak peduli apa yang diinginkan orang-orang di seberang lautan," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada televisi pemerintah, Channel One.

Invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang dan jutaan mengungsi.

Putin mengatakan "operasi militer khusus" di Ukraina diperlukan karena Amerika Serikat menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia. (Reuters)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved