Pelecehan Seksual
Begini Tanggapan Wali Kelas Dua Siswi SD Jadi Korban Pelecehan Guru
Dua orang siswi yang berada di satu sekolah dasar yang berada di Kecamatan Siatas Barita menjadi korban pelecehan seksual.
Penulis: Maurits Pardosi |
Begini Tanggapan Wali Kelas Dua Siswi SD yang Jadi Korban Pelecehan Guru
TRIBUN-MEDAN.COM, TAPANULI UTARA - Dua orang siswi yang berada di satu sekolah dasar yang berada di Kecamatan Siatas Barita menjadi korban pelecehan seksual.
Kedua siswi tersebut duduk di kelas VI. Terkait kedua siswi yang jadi korban diduga pelaku, Wali Kelas, Helpris Nainggolan menyampaikan bahwa kedua siswi dikenal sebagai pelajar yang baik.
"Mereka berdua adalah pelajar yang baik. Biasa-biasa saja mereka di sekolah. Tidak sesuatu yang membuat nyentrik. Kalau datang ke sekolah, mereka hanya bertujuan belajar," ujar Wali Kelas VI Helpris Nainggolan saat disambangi di Kecamatan Siatas Barita pada Kamis (24/3/2022).
"Tidak ada tujuannya yang lain-lain. Hanya belajar kalau datang ke sini (sekolah). Tidak ada tingkah yang pamer," ungkapnya.
Sebagai wali kelas, ia mengaku bahwa kejadian tersebut diketahuinya setelah ramai diperbincangkan di kelas.
Bahkan, kini pihak kepolisian sedang melakukan olah TKP di lokasi.
"Hanya menurut informasi yang kita dapat, kejadiannya di ruang guru. Waktu itu anak-anak lagi olahraga. Ruang guru lagi kosong, karena guru yang lain sedang mengajar di kelas masing-masing," terangnya.
"Kita tahu dari cerita anak-anak. Dan, itu kan belum tentu benar atau tidak," sambungnya.
Melihat keseharian oknum guru tersebut, ia tidak mengira bahwa pelakunya adalah oknum guru yang telah mengabdi sekitar belasan tahun di sekolah tersebut.
"Saya tahu itu setelah terungkap dan kita tidak ada dugaan kepada yang diduga pelaku," sambungnya.
Sebelumnya telah diberitakan bahwa seorang guru Agama SD Negeri di Kabupaten Tapanuli Utara dilaporkan ke Polres Taput karena diduga melakukan pencabulan terhadap dua orang siswanya.
Yang diduga sebagai pelaku cabul tersebut yakni SH yang berstatus sebagai guru PNS di satu SD tersebut dilaporkan pada Jumat (18/3/2022) di SPKT Polres Taput.
Orang tua korban melaporkan kejadian tersebut ke Polres Taput, dimana setelah mendapat pemberitahuan dari anaknya yang masih berumur 12 tahun.
Korban tersebut merupakan pelajar di sekolah tempat pelaku mengabdi.
Korban menceritakan kepada ibunya, bahwa sekitar bulan Desember 2021 gurunya bernisial SH memeluk korban dan memegang payudaranya dengan alasan agar semakin besar.
Setelah itu korban dikasih diberi uang Rp 2 ribu untuk jajan.
Kejadian tersebut terjadi di ruang kelas IV dimana saat korban disuruh oleh gurunya membawa teh manis di saat tidak ada orang lain di kelas tersebut.
Karena takut sama gurunya, korban tidak memberitahukan kepada orangtuanya saat itu.
Namun pada hari Jumat (18/3/2022 ) korban menceritakan peristiwa tersebut.
Setelah orang tua korban mendapat laporan dari anaknya, ia langsung melaporkan peristiwa tersebut kepada kepala sekolah.
Kapolres Taput AKBP Ronald FC Sipayung SH SIK MH Melalui Kasi Humas Aiptu Walpon Baringbing membenarkan laporan tersebut.
Setelah kita menerima pengaduan di SPK, terungkap bahwa korban pencabulan yang dilakukan oleh gurunya terhadap siswanya bukan hanya satu orang.
Ada dua korban siswa yang sama di sekolah tersebut.
"Pada sore hari tanggal 18 Maret 2022, guru tersebut bersama Kepala Sekolah mendatangi orang tua korban di rumahnya untuk minta maaf. Namun seluruh keluarga korban tidak terima dan akhirnya melapor ke Polres Taput," ujar Aiptu Walpon Baringbing pada Selasa (22/3/2022).
"Saat ini kita sedang melakukan penyelidikan atas laporan tersebut. Korban dan orang tuanya sudah kita periksa selanjutnya saksi-saksi lain juga akan kita periksa," sambungnya.
"Setelah itu terlapor akan segera kita panggil untuk dimintai keterangan," pungkasnya.
(cr3/ tribun-medan.com)