Djarot Temui Kelompok Tani Simalungun, Tanahkaro dan Langkat Usai Dilantik Di Komisi IV DPR RI

Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Dapil Sumut III, Djarot Saiful Hidayat menyambangi kelompok tani maupun gabungan kelompok tani yang berada di Ka

Tribun Medan/HO
Djarot Saiful Hidayat saat menyambangi kelompok tani maupun gabungan kelompok tani yang berada di Kabupaten Simalungun, Tanahkaro dan Langkat. 

Tribun-Medan.com, Sumut - Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Dapil Sumut III, Djarot Saiful Hidayat menyambangi kelompok tani maupun gabungan kelompok tani yang berada di Kabupaten Simalungun, Tanahkaro dan Langkat.

Kepada awak media, Djarot mengatakan langkah tersebut dilakukan pasca dirinya di tempatkan pada komisi IV DPR RI yang menangani pertanian, perikanan, perkebunan dan kehutanan , pekan lalu.

Diketahui, sebelumnya Mantan Gubernur DKI Jakarta itu ditempatkan di Komisi II DPR RI yang menangani pemerintahan dalam negeri, sekretariat negara dan kepemiluan.

"Saya seminggu yang lalu dipercaya menjadi Anggota Komisi IV DPR RI. Saya mengetahui betul potensi Sumatera Utara khususnya di bidang pertanian, sehingga kita tanpa buang-buang waktu lagi turun menjumpai para petani yang dikatakan Bung Karno, marhaen itu," ujarnya, Kamis (23/12/2021).

Djarot menjelaskan, perhatiannya kepada penyaluran pupuk bersubsidi.

Baginya, penyaluran pupuk subsidi harus tepat sasaran untuk petani yang mempunyai lahan dua hektar ke bawah alias petani gurem.

Hal tersebut, kata Djarot berpedoman pada sistem Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).

"Sudah jamak diketahui, bahwa setiap masa tanam pupuk subsidi langka di pasaran. Petani menjerit, harga pupuk subsidi dan non subsidi sangat jauh berbeda. Maka dari itu kita hadir untuk mengawasi penyaluran pupuk subsidi kepada para petani kecil," jelasnya.

Djarot menuturkan, untuk mengurangi tingkat penyelewengan distribusi pupuk subsidi, sudah saatnya pemerintah daerah maupun provinsi melakukan subsidi hasil pertanian.

"Sewaktu saya dan Pak Ahok memimpin DKI Jakarta, kami membuat kebijakan subsidi hasil pertanian. Saat itu kami membeli bawang merah dari Petani Brebes saat panen raya dengan anggaran pada harga yang menguntungkan petani. Kemudian barang itu disimpan untuk kemudian dikeluarkan saat barang langka di pasar," tambahnya.

Bagi Djarot masih saja ditemukan oknum-oknum spekulan yang sering memancing ikan di air keruh dengan menimbun barang agar terjadi kelangkaan di pasar.

Djarot mengatakan, maraknya barang impor di Indonesia karena negara-negara importir melakukan subsidi pada sektor pertanian dan proteksi petani.

"Kemudian produk tersebut dipasarkan dengan sistem dumping dan harga murah. Sehingga barang-barang dapat masuk ke Indonesia. Pemerintah kita tidak melakukan proteksi terhadap barang yang masuk," jelasnya.

Politisi PDI Perjuangan itu juga menekankan pentingnya kesolidan dan transparansi oleh para petani, baik kelompok petani dan gabungan kelompok petani.

"Banyak ditemukan bantuan-bantuan yang diberikan kepada kelompok tani namun hanya dikuasai oleh segelintir pimpinan kelompok baik Ketua, Sekretaris dan Bendahara saja," tambahnya.

Ia menuturkan, peralatan maupun sarana yang diberikan harus menjadu milik bersama dan tanggung jawab bersama.

"Misalnya penyewaan alat pertanian, sewanya dipakai untuk pemeliharaan alat dan sisanya untuk kas kelompok," imbuhnya.

Djarot juga menekankan, pentingnya persatuan antara kelompok tani sehingga mampu bersaing di pasar.

"Kalau menghadapi pemain yang besar-besar maka petani kita harus bersatu. Sehingga kita bisa menghadapi permainan para spekulan yang sering mencari keuntungan sepihak," tambahnya.

Pantauan lapangan, Djarot bersama Wakil Ketua DPRD Simalungun, Samrin Girsang mengunjungi Kecamatan Bandar, Kecamatan Pematangbandar dan Kecamatan Pematangsiantar, Simalungun.

Djarot juga didampingi Ketua DPRD Karo Iriani Tarigan,menyambangi Kecamatan Tigabinanga, Kecamatan Namanteran, Tanahkaro.

Ia juga didampingi Anggota DPRD Sumut, Meriahta Sitepu, Wakil Ketua DPRD Langkat, Ralin Sinulingga menyambangi Kecamatan Seibingei dan Namoukur, Langkat.

Hadir pada acara tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo, Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Simalungun dan Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Langkat serta perwakilan kecamatan setempat.

Djarot menekankan perlunya sinergisitas dan pihaknya perlu mendengarkan aspirasi dari para pelaku.

"Jadi memang kami ingin mendengarkan (aspirasi) langsung dari distributor, pengecer, kemudian Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dan kelompok tani. Sehingga saya mendapat gambaran lebih jelas dari setiap wilayah," tambahnya.

Djarot menekankan dalam e-RDKK penerimaan pupuk subsidi dan Kartu Tani diterapkan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan ketepatan sasaran penyaluran.

Baginya, Kebijakan e-RDKK juga berguna untuk memperketat penyaluran pupuk bersubsidi sehingga tidak dapat diselewengkan dan mencegah adanya duplikasi penerima pupuk.

"Sebenarnya kami ingin ke depannya, pupuk bersubsidi ini kita evaluasi. Apakah pupuk bersubsidi ini akan seperti sekarang, kita perbaiki penerimanya, atau subsidi produk pertaniannya," tambahnya.

Sebagai Anggota DPR RI dari wilayah Sumatera Utara satu-satunya, yang menempati Komisi IV DPR RI, Djarot mengaku memiliki tanggung jawab besar.

"Sumatera Utara ke depan harus lebih maju dengan memaksimalkan potensi pertaniannya," pungkasnya.

Lawan Mafia Pupuk

Salah seorang anggota Kelompok Tani di Tigabinanga, Karo, Kaban mengatakan para petani kerap disulitkan tatkala mendapatkan pupuk subsidi.

"Bagaimanapun pak, perbedaannya jauh sekali antara pupuk subsidi dan non subsidi. Mohon kami para petani dibantu mengenai distribusi pupuk subsidi agar merata pak," ujarnya kepada Djarot.

Dikatakannya, para Anggota Dewan kerap membahas kenaikan harga-harga pangan di pasar, misalnya cabai. Akan tetapi, bila terjadi kenaikan harga pupuk, acapkali tidak menuai perhatian.

"Saya heran, kalai harga cabai naik, bapak-bapak dewan yang terhormat sibuk rapat membahas. Namun bila pupuk subsidi langka tak pernah dibahas," imbuhnya.

Djarot menuturkan, permainan pupuk subsidi kerap menerpa di kala masa panen. Dikatakannya, pihaknya berkewajiban mengawal alur distribusi pupuk subsidi agar merata dan tepat sasaran.

Djarot juga menuturkan, pihaknya akan mendorong dana alokasi khusus untuk membuat subsidi pertanian sehingga pemerintah daerah dapat membeli komoditas petani dengan harga yang menguntungkan.

Djarot juga mendorong petani agar dapat lebih banyak menggunakan pupuk organik.

Langkah itu sebagai upaya mengantisipasi potensi kelangkaan stok pupuk subsidi jelang masa tanam selama musim hujan akhir tahun.

“Perlu dimulai dikembangkan pemberdayaan penggunaan segala jenis pupuk organik. Bagaimanapun pertanian kita menuju ke arah sana," ujarnya.

Djarot juga mendorong, para petani harus solid dan bersatu.

"Kuncinya adalah kekompakan dan kesolidan antara kelompok tani. Jangan mau diadu domba, kita harus bersatu menghadapi kartel kartel besar itu. Masalah legalitas harus segera diurus bagi yang belum, agar bantuan dapat tersalurkan," tambahnya.

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved