Tips Sehat

Ternyata Kita Wajib Makan Timun Setelah Mengonsumsi Sate, Efeknya pada Tubuh Luar Biasa Banget

Nah, untuk yang sudah punya rencana, sebaiknya juga siapkan timun di rumah. Soalnya, timun ternyata wajib dimakan kalau kita makan sate.

sajiansedap.grid.id
Sate adalah santapan wajib saat perayaan Idul Adha 

TRIBUN-MEDAN.com - Perayaan Hari Raya Idul Adha biasanya ditandai dengan ibadah Qurban atau menyembelih sapi/kambing dan dibagikan kepada warga lainnya. 

Salah satu menu wajib yang disuguhkan saat Perayaan Hari Raya Idul Adha adalah sate, jadi anda sudahkah berencana berpesta sate hari ini?

Nah, untuk yang sudah punya rencana, sebaiknya juga siapkan timun di rumah. Soalnya, timun ternyata wajib dimakan kalau kita makan sate.

Hal ini memang belum diketahui banyak orang. Tapi, makan timun sebenarnya bisa bawa perubahan luar biasa bagi tubuh, lo.

Yuk, sama sama kita cari tahu efek makan timun setelah mengonsumsi sate. Sate yang masaknya di atas bara api ini mempunyai risiko kesehatan bagi yang mengonsumsinya.

Ya, karena di bakar di atas bara panas juga api, apalagi jika daging satenya gosong, itu menjadi karsinogenik pada manusia dan bisa menjadi penyebab penyakit kanker.

Tapi jangan khawatir, kalau enak ya makan saja. Tidak perlu memusingkan karsinogenik. Sebab ada solusi mudahnya untuk hal tersebut.

Yaitu makan timun setelah mengonsumsi sate.

Tak hanya mentimun, tomat, bawang, apalagi bawang putih, juga bisa menetralisir racun penyebab kanker yang ada pada sate.

 

Karenanya mengapa setiap membeli sate, kita pasti akan disuguhi juga mentimun, tomat, dan bawang mentah, baik bawang merah ataupun bawang putih.

Pramusaji menyiapkan sate atau skewers yang belum dimasak, di Shao Kao, Jalan Gatot Subroto, Kota Medan, Selasa (4/2/2020)
Pramusaji menyiapkan sate atau skewers yang belum dimasak, di Shao Kao, Jalan Gatot Subroto, Kota Medan, Selasa (4/2/2020) (Tribun Medan/Aqmarul Akhyar)

Sayuran tersebut bersifat preventif sebagai antikanker.

Orang yang banyak mengonsumsi sayur dan buah biasanya lebih sehat, dengan faktor risiko penyakit degeneratif atau kanker lebih kecil dibandingkan dengan orang yang kurang mengonsumsi sayur dan buah.

 

Teliti punya teliti, ternyata kandungan antioksidan dalam sayur dan buah itulah yang dapat mencegah terjadinya kanker.

Licopene dalam tomat misalnya, merupakan senyawa antioksidan kuat yang dapat melawan radikal bebas penyebab penyakit degeneratif atau kanker.

Mekanisme proteksi licopene belum jelas, tetapi secara umum dengan menjaga kerusakan oksidatif.

Sebuah penelitian pada hewan coba dilakukan dengan memberikan lycopene 0,2 mg dalam 0,2 ml minyak zaitun tiga kali selama periode pertumbuhan tumor pada paru-paru.

Hasilnya, pada mencit yang diberi lycopene terjadi penurunan jumlah tumor dibandingkan dengan mencit kontrol.

Bagaimana dengan timun?

Buah tanaman bernama latin Cucumis sativis L. ini mengandung saponin, enzim proteolitik, glutation. Timun dikatakan juga mengandung 35.100 - 486.700 ppm asam linoleat.

Sebagai suku Cucurbitaceae, yang biasanya mengandung kukurbitasin, timun kemungkinan juga mengandung senyawa tersebut.

Kukurbitasin merupakan senyawa yang mempunyai aktivitas sebagai antitumor. Saponin adalah senyawa surfaktan.

Dari berbagai hasil penelitian disimpulkan, saponin bersifat hipokolesterolemik, imunostimulator, dan antikarsinogenik.

Mekanisme antikoarsinigenik saponin meliputi efek antioksidan dan sitotoksik langsung pada sel kanker.

Mentimun
Mentimun (grid.id)

Saponin dari kedelai merupakan sumber makanan yang sudah diteliti dapat menurunkan risiko kanker.

Glutation merupakan antioksidan endrogen dalam tubuh yang digunakan sebagai penangkal oksidatif yang diantaranya adalah senywa radikal bebas, atau karsinogen.

Sifat oksidatif dari glutation adalah glutation mampu melakukan peroksidasi terhadap radikal bebas dalam tubuh.

Tumbuhan yang mengandung sulfur seperti bawang putih, mampu meningkatkan aktivitas glutation dan glutation transferase.

Asam linoleat termasuk asam lemak esensial yang terdapat dalam lemak nabati maupun hewani.

Bentuk asam lemak linoleat terkonyugasi (conjugated linoleic acid = CLA) dikatakan bersifat antikanker.

Dari sumber elektronik diketahui bahwa biji mentimun mengandung CLA. CLA bersifat antioksidan, yang dapat melawan kerusakan akibat radikal bebas.

Hasil penelitian yang dilakukan di Food Research Institut, Departement of Food Microbiology, University of Winconsin-Madison menyatakan, CLA dapat menghambat terjadinya karsinogenesis dan aterosklerosis, mengurangi lemak tubuh, dan menstimulasi pertumbuhan tikus muda.

Dari tanaman, kandungan CLA banyak terdapat dalam biji bunga matahari dan biji kedelai.

Pada prinsipnya suatu antioksidan dapat bekerja sebagai antikarsinogenik dengan cara menurunkan tingkat stres oksidatif.

Stres oksidatif adalah keadaan di mana radikal bebas oksigen dibentuk dalam jumlah sangat banyak sehingga tubuh tidak mampu lagi meniadakan efeknya dan timbul kerusakan jaringan.

Nah, karena mentimun beserta bijinya kaya akan senyawa antioksidan, maka ia bisa berperan dalam menangkal terjadinya penyakit kanker atau penyakit degeneratif.

Jadi, makanlah mentimun setelah menyantap sate.

(Sajiansedap.Grid/Tribunnews.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved