Dinas Pendidikan Toba Tegaskan Para Guru Harus Benahi Diri Untuk Tingkatkan Kualitas 

Kurikulum ini menjadi upaya yang dilakukan oleh IGI untuk mengedukasi masyarakat seputar bahaya Covid-19 di Kabupaten Toba. 

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ MAURITS
Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kabupaten Toba Rikardo Hutajulu.  

TRIBUN-MEDAN.com, TOBA - Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Dinas Pendidikan Kabupaten Toba Rikardo Hutajulu menyampaikan secara tegas kepada seluruh guru di Toba agar meningkatkan mutu diri. 

Pasalnya ia yakin bahwa kualitas sekolah ditentukan oleh kualitas guru dan kepala sekolah. Sehingga ia menjelaskan ada empat hal yang memperlihatkan profesionalitas seorang guru. 

"Profesionalitas seorang guru ditunjukkan empat hal, antara lain: pengetahuan yang tinggi, memahami kode etik guru, miliki identitas dan tanggung jawab," ujar Kabid Dikdas Kabupaten Toba Rikardo Hutajulu pada Selasa (14/7/2021). 

Baca juga: Modus Pelaku Mirip, Polisi Masih Selidiki Kasus Pencurian Dengan Memecah Kaca Mobil Di Asahan

"Prestasi itu ditentukan oleh guru. Guru beda dengan kepala sekolah. Guru tetap guru, tapi kalau kepala sekolah tidak selamanya jadi kepala sekolah,"sambungnya.

Lebih lanjut, ia juga menyampaikan perihal rencana  Ikatan Guru Indonesia (IGI) di Toba merencanakan menyusun kurikulum sekolah yang bertajuk, "Kurikulum Anti Corona". 

Kurikulum ini menjadi upaya yang dilakukan oleh IGI untuk mengedukasi masyarakat seputar bahaya Covid-19 di Kabupaten Toba. 

"Pembelajaran tatap muka bisa diselenggarakan di Kabupaten Toba dengan catatan semua guru di Toba telah divaksin. Ini IGI sudah  kita tugaskan membuat kurikulum anti corona. Ini kita sebut kurikulum anti corona,"  sambungnya 

Dalam kurikulum tersebut, para guru akan mengajarkan 50 persen seputar materi sekolah dan 50 persen lagi seputar bahaya Covid-19.  Kurikulum tersebut akan diujicoba pada dua bulan pertama. 

"Dua bulan pertama nanti kita akan memberi materi 50 persen materi sekolah, 50 persen materi corona. Pertanyaan kita, kenapa tak habis-habisnya, tidak segan-segannya manusia ini dengan corona," sambungnya. 

Baca juga: Tiga Sekawan Pengedar Sabu Diadili, Jaksa Sebut Transaksi Hingga Ratusan Juta

Ia berharap seluruh siswa akan menjadi pemberitahu kepada seluruh masyarakat yang dimulai di lingkungan keluarganya.

Pasalnya, ia sendiri merasa heran mengapa masyarakat masih saja melanggar prokes di tengah menaiknya kasus Covid-19 di Toba. 

"Kami ingin membuat seluruh siswa di Toba menjadi pemberitahu bahaya Covid-19 ini. Karena kami percaya bahwa apa yang disampaikan guru akan disampaikan siswa. Kami akan latih siswa itu menjadi satgas," ungkapnya. 

"Anak-anak inilah yang akan menyampaikan kepada orangtuanya agar tidak bepergian atau ke tempat keramaian, dan tetap gunakan masker," sambungnya. 

Ia yakin bahwa melibatkan pendidikan dalam penanggulangan Covid-19 akan memberikan hasil yang lebih optimal. 

"Kalau kita libatkan nanti pendidikan, kami yakin siswa yang akan menjadi satgas akan menjadi lebih berhasil," terangnya. 

Baca juga: Jelang Kejurnas FORKI, Karateka Sumut Ini Optimis Raih Hasil Terbaik

"Maka, IGI sedang persiapkan kurikulumnya. Dan minggu ini, perjanjian kita bahwa kurikulum itu sudah selesai. Ini kita akan sosialisasikan ini kepada guru, 50 persen materi sekolah dan 50 persen materi seputar bahaya Covid-19," lanjutnya. 

"Dua bulan pertama itu adalah masa transisi. Dan setelah berhasil nanti, ini yang akan kita lakukan," pungkasnya.

(cr3/tribun-medan.com) 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved