TSUNAMI COVID INDIA, Rekor Baru 412 Ribu Kasus Covid, Kematian Hampir 4.000 Orang Sehari

Dari hasil permodelan tersebut, jumlah kematian di India dapat mencapai 404.000 kematian pada 11 Juni jika angka kematian harian masih tinggi.

Editor: Tariden Turnip
ANTARA FOTO/REUTERS/ADNAN ABIDI
TSUNAMI COVID INDIA, Rekor Baru 412 Ribu Kasus Covid, Kematian Hampir 4.000 Orang Sehari . Petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) membawa kayu untuk menyiapkan tiang pemakaman untuk korban penyakit virus corona (COVID-19) selama kremasi massal di krematorium di New Delhi, India, Senin (26/4/2021). 

TRIBUN-MEDAN.COM - Seperti yang sudah diperkirakan sebelumnya, angka kasus Covid-19 terus melonjak bak tsunami.

Kamis, 6 Mei 2021, India mencatat rekor baru, 412.262 kasus Covid-19 baru dengan 3.980 kematian.

Artinya hingga saat ini India mencatatkan 21.077.410 kasus Covid-19

Kementerian Kesehatan India mencatat lima negara bagian tertinggi kasus Covid-19 adalah:

Maharashtra dengan 57.640 kasus Covid-19

Karnataka dengan 50.112 kasus Covid-19

Kerala dengan 41.953 kasus Covid-19

Uttar Pradesh dengan 31.111 kasus Covid-19

Tamil Nadu dengan 23.310 kasus Covid-19.

Sekitar 49,52 persen dari kasus Covid-19 baru dilaporkan berasal dari lima negara bagian ini, di mana  Maharashtra saja berkontribusi pada 13,98 persen dari kasus baru.

Jumlah korban tertinggi Kamis 6 Mei 2021, terjadi di Maharashtra dengan 920 kematian, diikuti oleh Uttar Pradesh dengan 353 kematian.

Nakes mengenakan APD berdiri di sekitar pasien yang menunggu untuk dipindahkan ke unit perawatan intensif (ICU), di pusat pemulihan pasien COVID-19, di Mumbai (22/4/2021).
Nakes mengenakan APD berdiri di sekitar pasien yang menunggu untuk dipindahkan ke unit perawatan intensif (ICU), di pusat pemulihan pasien COVID-19, di Mumbai (22/4/2021). (PARANJPE / AFP)

Berdasarkan beberapa permodelan diproyeksikan, jumlah kematian akibat virus corona di India bisa bertambah dua kali lipat dari jumlah kematian saat ini.

Sebuah tim di Indian Institute of Science di Bangalore menggunakan permodelan matematika untuk memprediksi angka kematian akibat Covid-19 di India.

Dari hasil permodelan tersebut, jumlah kematian di India dapat mencapai 404.000 kematian pada 11 Juni jika angka kematian harian di India masih terus meninggi.

Permodelan lain dari Institute for Health Metrics and Evaluation di University of Washington memperkirakan, jumlah kematian akibat Covid-19 di India akan mencapai 1 juta kematian pada akhir Juli.

Melansir Business Standard, Rabu (5/5/2021) permodelan tersebut mencerminkan bahwa India perlu meningkatkan langkah-langkah kesehatan masyarakat. 

Bahkan jika perkiraan terburuk dihindari, India dapat menjadi negara dengan jumlah kematian Covid-19 terbesar di dunia.

Saat ini AS mencatat jumlah kematian terbesar sekitar 578.000.

Dalam beberapa pekan terakhir, pemandangan di lapangan, dengan antrean panjang di luar krematorium dan rumah sakit menolak ambulans, telah melukiskan gambaran bangsa yang kewalahan oleh krisis.

“Empat hingga enam minggu ke depan akan menjadi sangat, sangat sulit bagi India,” kata Ashish Jha, Dekan Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Brown.

Perdana Menteri Narendra Modi telah banyak dikritik karena tidak bertindak cepat untuk menekan gelombang kedua.

"Kami kehabisan udara. Kami sekarat," tulis pemenang Booker Prize Arundhati Roy menulis dalam sebuah opini yang menyerukan agar Modi mundur.

"Ini adalah krisis yang sedang Anda buat," tambahnya dalam artikel yang diterbitkan, belum lama ini.

"Kamu tidak bisa menyelesaikannya. Kamu hanya bisa memperburuknya. Jadi silakan pergi," pungkasnya.

Pada Januari dan Februari, kasus harian India turun menjadi di bawah 20.000. Jumlah ini jauh lebh rendah dari puncak kasus harian yang mencapai sekitar 90.000 pada September 2020.

Perdana Menteri Narendra Modi menyatakan Covid telah kalah, dan semua tempat pertemuan umum dibuka.

Dan segera, orang-orang tidak mengikuti protokol kesehatan Covid, sebagian berkat pesan membingungkan dari pemerintah.

Ketika Modi meminta orang-orang untuk memakai masker dan mengikuti jarak sosial dalam pesan publiknya, dia berbicara kepada kerumunan massa yang tidak mengenakan masker selama kampanye pemilihannya di lima negara bagian.

Sejumlah menterinya juga terlihat berpidato di pertemuan publik besar-besaran tanpa mengenakan masker.

Kumbh Mela, festival umat Hindu yang menarik jutaan orang juga diberi lampu hijau untuk digelar.

"Ada keterputusan total antara apa yang mereka praktikkan dan apa yang mereka khotbahkan," kata pakar kebijakan publik dan sistem kesehatan, Dr Chandrakant Lahariya.

Ahli virologi terkemuka, Dr Shahid Jameel, mengatakan "pemerintah tidak mengantisipasi gelombang kedua datang dan mulai merayakannya terlalu dini".

(india today)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved