Breaking News

Mancanegara

Jawaban Santai Erdogan Kala Diperingatkan Turki Agar tak Ikut Campur Masalah Konflik di Ukraina

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memperingatkan Turki dan negara lainnya agar tidak mendorong "penguatan militerisme" di Ukraina.

KAYHAN OZER / TURKISH PRESIDENCY PRESS OFFICE / AFP
Putin dan Erdogan - Jawaban Santai Erdogan Kala Diperingatkan Turki Agar tak Ikut Campur Masalah Konflik di Ukraina 

TRIBUN-MEDAN.com - Rusia memeringatkan Turki agar tak lagi memasok Drone Bayraktar TB2 ke Ukraina.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memperingatkan Turki dan negara lainnya agar tidak mendorong "penguatan militerisme" di Ukraina.

Lavrov mengatakan hal itu setelah bertemu Menlu Mesir Sameh Shoukry di Kairo, Senin (12/4/2021). Peringatan Lavrov bertujuan mencegah pertumpahan darah melibatkan Turki.

“Kami mendesak semua negara yang bertanggung jawab yang berkomunikasi dengan kami, termasuk Turki, untuk menganalisis situasi dan selalu pernyataan berapi-api rezim di Kiev, dan kami memperingatkan mereka menentang mendorong militerisme (di Ukraina)," ujar Lavrov.

Rusia dengan Ukraina yang didukung AS dan NATO, sedang terlibat perselisihan berlanjut terkait konflik wilayah di Donbas dan Luganks antara kelompok lokal dan militer Kiev.

Baca juga: Pernah Viral hingga Dikecam karena Video Syur, Cerita Wika Salim Ditawar Mahal Om-om Pejabat

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (AFP/ADEM ALTAN)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (AFP/ADEM ALTAN) (AFP/ADEM ALTAN)

Militer Rusia meningkatkan kehadiran di perbatasan dengan Ukraina, yang memicu kekhawatiran terjadinya perang skala penuh di perbatasan.

Dikutip Al Masdar News Network, Selasa (13/4/2021), Lavrov secara khusus menunjuk Ankara yang dilobi Ukraina agar memasok drone militer ke Kiev. Presiden Ukraina Vladimir Zelensky baru-baru ini berkunjung ke Turki.

Di akhir pembicaraannya dengan Zelensky, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kerja sama militer antara Ankara dan Kiev tidak ditujukan kepada negara ketiga.

Perusahaan Turki Baykar, yang memiliki spesialisasi teknologi pesawat tak berawak, mengungkapkan Ukraina membeli sejumlah drone Bayraktar.

Drone Bayraktar TB2 buatan Turki difoto pada 16 Desember 2019 di pangkalan udara militer Gecitkale dekat Famagusta di Republik Turki Siprus Utara (TRNC) yang memproklamirkan diri. Pesawat tnirawak tersebut dikirim ke Siprus utara di tengah meningkatnya ketegangan atas kesepakatan Turki dengan Libya yang memperpanjang klaimnya ke Mediterania timur yang kaya gas.
Drone Bayraktar TB2 buatan Turki difoto pada 16 Desember 2019 di pangkalan udara militer Gecitkale dekat Famagusta di Republik Turki Siprus Utara (TRNC) yang memproklamirkan diri. Pesawat tnirawak tersebut dikirim ke Siprus utara di tengah meningkatnya ketegangan atas kesepakatan Turki dengan Libya yang memperpanjang klaimnya ke Mediterania timur yang kaya gas. (AFP/BIROL BEBEK)

Drone Bayraktar terbukti efektif dalam palagan perang di Nagorno Karabakh. Azerbaijan merebut kembali wilayah itu dari tangan Armenia, berkat dukungan penuh Turki.

Perang di Ukraina tenggara itu yang terjadi dalam skala penuh akan mengancam keamanan Rusia. Kremlin telah menjanjikan tindakan mencegah bencana kemanusiaan terjadi.

Krisis itu menurut juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitri Peskov, bisa memunculkan alasan kuat Moskow campur tangan mencegah situasi jadi memburuk.

Peskov akhir pecan lalu mengungkapkan terjadi serangkaian peningkatan ketegangan yang mengkhawatirkan dalam beberapa hari terakhir antara pasukan Kiev dan militan separatis di Donbass.

"Situasi di jalur kontak di Ukraina sangat tidak stabil," katanya. "Dinamika perkembangan keadaan ini, dan perilaku pihak Ukraina, menciptakan bahaya dimulainya kembali permusuhan skala penuh."

Baca juga: Ngebet Nikah, Cerita Lucinta Luna Layani Pria 90 Tahun, Kepergok & Dimaki Istri Sah: Aku Terpaksa!

Juru bicara Kremlin menambahkan bahwa wabah seperti itu akan menimbulkan ancaman bagi keamanan Rusia.

Jika permusuhan berlanjut, Peskov mengatakan, “tidak ada negara di dunia yang akan berdiri di samping. Semua negara, termasuk Rusia, akan mengambil tindakan untuk mencegah tragedi seperti itu terjadi lagi."

Pejabat itu juga menggemakan klaim Putin ada potensi "bencana manusia, mirip dengan Srebrenica."

Pembantaian di Serbia secara luas dianggap sebagai salah satu episode paling berdarah dalam periode pascaperang, yang terjadi pada puncak Perang Bosnia, di tengah pecahnya Yugoslavia.

Pada Kamis, Wakil Kepala Staf Presiden Rusia, Dmitry Kozak, mengatakan Rusia akan dipaksa untuk melindungi penduduk wilayah Donbass jika Kiev melancarkan serangan habis-habisan di republik Donetsk dan Lugansk yang memisahkan diri.

“Semuanya tergantung pada skala pertempuran yang akan terjadi. Kalau ada, kata Presiden, ada Srebrenica, kami terpaksa harus membela diri,' ujarnya.

Sejumlah kapal perang dan helikopter militer Rusia dalam latihan di Semenanjung Crimea.(Getty/Independent)
Sejumlah kapal perang dan helikopter militer Rusia dalam latihan di Semenanjung Crimea.(Getty/Independent) ()

Diplomat Amerika dan Rusia mengadakan pembicaraan darurat awal pekan ini dalam upaya untuk mencegah konflik di wilayah tersebut.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan telah melakukan kontak dengan pemerintah AS mengenai situasi di Donbass.

Dia menambahkan retorika negara-negara Barat atas Ukraina telah memicu ketegangan, dan Washington harus peduli tentang konsekuensi dari kebijakan terkoordinasi ini.

Pada saat yang sama, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price memperingatkan Washington telah melihat laporan kredibel tentang Rusia yang memobilisasi pasukan di dekat perbatasan.

Namun, Peskov membantah pengerahan angkatan bersenjata merupakan pendahulu perang, dengan mengatakan hal itu seharusnya tidak menimbulkan "kekhawatiran sedikit pun" bagi negara tetangga mana pun.

Sebab, Rusia tidak menimbulkan ancaman bagi negara mana pun di dunia, termasuk Ukraina.

Sebaliknya, ia mengklaim itu hanyalah tanggapan atas peningkatan aktivitas angkatan bersenjata negara-negara NATO, dan sekutu mereka.(Tribunnews.com/AMN/RIA Novosti/RT/xna)

Baca juga: Masih Ingat KPW (25), Anak Penggal Kepala Ayah di Lampung, Pakai Benda Ini Akhiri Hidup di Penjara

Baca juga: Misteri 20 Tahun Lalu Terkuak Kala Ahli Bedah Keluarkan Isi Perut Buaya Raksasa Ini: Benda Mustahil

(*/ Tribun-Medan.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Menlu Rusia Peringatkan Turki yang Pasok Drone Militer ke Ukraina.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved