Negara Perang Saudara Hanya Gara-gara Sabung Ayam, Keluarga Kerajaan Dibantai, Rakyat pun Menderita

Konflik perang saudara terjadi hanya karena sabung ayam.  Keluarga kerajaan pun dibantai hingga rakyat menderita.

kolase berbagai sumber
Perang saudara karena sabung ayam - Negara Perang Saudara Hanya Gara-gara Sabung Ayam, Keluarga Kerajaan Dibantai, Rakyat pun Menderita 

TRIBUN-MEDAN.com - Konflik perang saudara terjadi hanya karena sabung ayam

Keluarga kerajaan pun dibantai hingga rakyat menderita.

Ya, Brunei Darussalam pernah diterpa perang saudara.

Masalahnya sepele. Hanya karena sabung ayam.

Berikut ini selengkapnya!

Baca juga: Kisah Kampung Sampai Disebut Desa Orang Kembar, Punya Puluhan Pasang Orang Kembar Identik, Pemicunya

Baca juga: Tak Terelakkan Lagi, Cepat atau Lambat Indonesia Akan Hadapi China di Laut China Selatan

Judi sabung ayam
Judi sabung ayam (afp)

Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Ali (1770 – ‎1779) terjadi perselisihan besar.

Yakni antara putra Sultan, Pengiran Muda Bongsu dan Pengiran Muda Alam, putra Pengiran Abdul Mubin atas hasil sabung ayam yang hilang dari Pengiran Muda Bungsu.

Kekalahannya diejek oleh Pengiran Muda Alam.

Dalam amukannya, Bongsu membunuh Pengiran Muda Alam dan kabur dari tempat kejadian.

Baca juga: Kisah Perang Saudara, Ribuan Orang Terbunuh, Mati Sia-sia di Negara Militer Paling Miskin di Dunia

Sebagai balas dendam, Abdul Mubin dan para pengikutnya mengambil alih Sultan Muhammad Ali.

Abdul Mubin kemudian mengangkat dirinya menjadi Sultan dan mengambil gelar "Sultan Hakkul Abdul Mubin".

Ia mencoba menenangkan hati pengikut Sultan sebelumnya dengan menunjuk cucu Muhammad Ali, Muhyiddin sebagai Bendahara ("Ketua Menteri") yang baru.

Namun setelah beberapa saat, pendukung Muhammad Ali melakukan balas dendam dengan meyakinkan Bendahara Muhyiddin untuk melawan Abdul Mubin.

Baca juga: Terbukti Korupsi Pembangunan Tanggul Sei Padang, Samsul Pikir-pikir Divonis 22 Bulan Penjara

Bendahara Muhyddin awalnya menolak, tapi kemudian setuju.

Para pendukungnya mulai membuat keributan berupa penusukan tombak ke istana dan rumah.

Sultan Abdul Hakkul Mubin kemudian memindahkan istananya ke Pulau Chermin di bawah nasihat Muhyiddin dengan maksud menunggu krisis usai.

Namun, setelah dia pergi, Muhyiddin menyatakan dirinya sebagai sultan.

Pertempuran antara dua Sultan yang bersaing kemudian terjadi.

Baca juga: Pasang Cincin di Kelamin, Berujung Petaka, Niatnya Pamer ke Pacar Biar Dibilang Perkasa di Ranjang

Seorang pria tewas diserang oleh ayam jago saat nonton sabung ayam
Seorang pria tewas diserang oleh ayam jago saat nonton sabung ayam (AP)

Dimulainya Pertempuran dan Hasilnya

Usai menangkis beberapa serangan Muhyiddin, Abdul Hakkul Mubin akhirnya mundur ke Kinarut, Sabah.

Dengan bantuan Bajaus dan Dusun setempat, dia berhasil mempertahankan diri dari Muhyiddin.

Abdul Hakkul Mubin dilaporkan tinggal di Kinarut selama 10 tahun untuk mempertahankan gelarnya.

Namun, dalam serangan terakhir di Kinarut, Muhyiddin masih gagal mengalahkan Abdul Hakkul Mubin.

Baca juga: Dicoret dari Turnamen Piala Menpora 2021, PSMS Tunda Kedatangan Delapan Pemain Luar Sumut

Kemudian, Abdul Hakkul Mubin memutuskan untuk kembali ke Pulau Chermin.

Ini ternyata menjadi langkah strategis yang bagus untuk Abdul Hakkul Mubin.

Dari sana, ia bisa mengontrol pasokan makanan yang masuk ke daratan karena pulau itu terletak di dekat muara sungai Brunei.

Sementara itu, rakyat Brunei menderita karena tidak bisa mencari ikan selama perang saudara.

Baca juga: Sosok Misterius Muncul di Manga One Piece 1005, Ayah Zoro atau Vegapunk? Luffy Pulih Lebih Cepat

Khawatir perang akan berlarut-larut, Muhyiddin memutuskan untuk mencari bantuan Sultan Sulu.

Sebagai imbalannya, Muhyiddin berjanji akan menyerahkan bagian timur Kalimantan utara sebagai hadiah.

Akhirnya anak buah Muhyiddin berhasil menyerang Pulau Chermin, melancarkan serangan terakhir terhadap Abdul Hakkul Mubin dan anak buahnya.

Mengetahui bahwa ia akan dikalahkan, Abdul Hakkul Mubin menceburkan diri ke laut bersama mahkotanya.

Baca juga: Meski Dilarang, Oknum Masyarakat Tetap Lakukan Pengutipan di Semangat Gunung, Desa Lepas Tangan

Muhyiddin muncul sebagai pemenang.

Sebagaimana dijanjikan, Sultan Sulu menerima Sabah timur sebagai hadiah kehormatan dari Sultan Brunei, atas bantuan Tausug selama perang saudara.

(*/ tribunmedan.id)

Sumber: Intisari Online

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved