Ratusan Warga Mengeluh Kena ISPA
Warga mulai keluhkan gangguan napas dampak tebalnya debu vulkanik muntahan Gunung Sinabung
Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Perdata O Ginting S
KABANJAHE, TRIBUN - Erupsi Gunung Sinabung yang terjadi sejak Sabtu , 8 Agustus 2020 membuat sebagian wilayah Kabupaten Tanahkaro terdampak abu vulkanik.
Bahkan, erupsi, yang hampir terjadi selama dua pekan terakhir, membuat abu vulkanik yang ke luar dari dalam gunung semakin tebal. Dengan banyaknya abu vulkanik yang beterbangan, muncul keluhan dari masyarakat, yang mulai terpapar nfeksi saluran pernapasan atas atau ISPA.
• Detik-detik Lahar Dingin Mengalir dari Gunung Sinabung Diikuti Puing-puing Kayu
Berdasar informasi dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karo drg Irna Safrina Meliala M Kes, pihaknya telah mendata warga yang mengalami keluhan terkait ISPA mencapai 300 orang.
"Ya, memang dengan kondisi abu yang cukup tebal akibat erupsi kemarin, kami mendata banyak masyarakat yang mulai mengeluhkan ISPA. Mulai sejak awal erupsi kemarin sampai sekarang, hampir 300 orang dari beberapa kecamatan yang terdata mengeluhkan ISPA," ujar Irna, Minggu (23/8).
Abu vulkanik erupsi Gunung Sinabung, dua pekan terakhir, berdampak ke beberapa kecamatan di Kabupaten Karo.
Kecamatan yang terdampak adalah Kecamatan Namanteran, Merdeka, Berastagi, Simpangempat, Kabanjahe, Barusjahe, dan Dolatrayat. Namun, dari beberapa kecamatan yang terdampak tersebut kondisi terparah berada di Kecamatan Namanteran.
• Sepekan Erupsi Gunung Sinabung, 6.824 Ha Lahan Pertanian Terpapar Abu Vulkanik, Ini Rinciannya
Namanteran merupakan kecamatan yang letaknya cukup dekat dengan Gunung Sinabung. "Kami lihat, berdasar laporan puskesmas di beberapa kecamatan, warga mengeluhkan ISPA.
Cuma yang paling banyak masyarakat terdampak itu, kami catat di Kecamatan Namanteran. Kurang lebih di sana ada 272 orang yang sudah mengeluhkan gangguan pernapasan," ungkapnya.
Irna mengatakan, semua warga yang berobat ke puskesmas mengalami kondisi yang sama, ISPA. Ia menambahkan, saat ini memang ada debu vulkanik, maka kebanyakan masyarakat mengalami keluhan utama gejala batuk.
"Ini kan sebenarnya sama dengan ISPA lainnya, cumakarena penyebabnya abu maka banyak yang mengeluh tenggorokannya kering dan batuk. Tapi, tidak terlalu banyak," ucapnya.
Terkait paut fakta tersebut, Irma mengatakan pihaknya telah menyediakan obat-obatan di seluruh puskesmas. Mengnai obat bantuan dari provinsi, Irna mengaku, sudah ada sebagian obat yang dikirim, dan juga masih ada jenis obat lainnya menunggu pasokan tambahan.
• Intensitas Hujan di Lingkar Sinabung Tinggi, Jalan Antarkecamatan Terputus karena Lahar Dingin
"Kalau di puskesmas memang sudah kami sediakan obat-obatan pendukung untuk gejala ISPA. Dan, kemarin kami sudah mendapat bantuan berupa obat tetes mata, untuk antisipasi infeksi mata," katanya.
Beberapa hari terakhir hujan sudah mulai mengguyur sebagian besar wilayah Kabupaten Karo, terutama di daerah yang terdampak abu vulkanik.
Selain itu, pihak relawan baik TNI, Polri, maupun BPBD Karo sudah mulai melakukan penyemprotan di daerah yang terdampak untuk menghilangkan abu vulkanik.
Namun, Irna mengatakan, pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, jika kondisi cuaca panas dan masih ada abu. Jika terpaksa ke luar rumah, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tetap menggunakan masker, dan pelindung mata agar dapat terhindar dari paparan sisa abu vulkanik.
Awan Panas
Setelah erupsi terakhir pada Jumat lalu, Gunung Sinabung kembali bergejolak, kemarin. Berdasar
informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG, Gunung Sinabung kembali erupsi pada Minggu sekitar pukul 07.41 WIB.
Saat dikonfirmasi, Kepala Pos Pengamat Gunung Api atau PGA Sinabung Deri Al Hidayat membenakan hal tersebut.
"Iya benar tadi memang ada terjadi erupsi sekitar pukul 07.41 WIB. Saat ini sudah berhenti, tapi masih terus ada aktivitas tremornya," ujar Deri.
Ia menambahkan, saat erupsi, Sinabung mengeluarkan material berupa abu vulkanik. Ia mengatakan, kolom abu vulkanik setinggi 1.000 meter di atas puncak gunung.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi kurang lebih 12 menit 27 detik," katanya.
Selain abu vulkanik, pada erupsi kali ini Sinabung juga mengeluarkan awan panas guguran. Deri mengatakan, awas panas tercatat sejauh 1.000 meter mengarah ke arah tenggara gunung.
"Benar tadi juga ada awan panas. Kalau kami lihat mengarah ke Tenggara. Mengarah ke Desa Bekerah dan Simacem. Tapi, itu sudah direlokasi karena masuk zona merah," ungkapnya.
Deri menambahkan, untuk saat ini, meskipun erupsi sudah tidak ada, namun aktivis tremor yang menyebabkan aktivis vulkanik masih terus ada.
Untuk itu, ia meminta kepada masyarakat agar menjauhi zona merah, karena potensi erupsi masih ada.(cr4)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/sinabung-erupsi-lagi-1.jpg)