Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi di Sumut Sudah Capai 50 Persen

Jumlah pupuk subsidi ditentukan Kementerian Pertanian RI langsung. Adapun alokasi untuk di Sumut tahun 2020 ini sebanyak 130.123 ton pupuk.

Dok. Humas Kementerian Pertanian RI
Ilustrasi pupuk bersubsidi untuk petani yang punya Kartu Tani 

TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara (Sumut) mengatakan sampai saat ini realisasi penyaluran pupuk subsidi di Sumut sudah mencapai 50 persen. Penyaluran pupuk bersubsidi di Sumut dilakukan ke seluruh kabupaten dan kota sesuai potensi wilayahnya.

Kabid Sarana Prasarana Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumut, Jonny Akim Purba pada wartawan di kantornya mengatakan untuk jumlah pupuk subsidi ini yang menentukan adalah Kementerian Pertanian RI langsung. Adapun alokasi untuk di Sumut tahun 2020 ini sebanyak 130.123 ton pupuk.

Petani di Deliserdang Mengeluh, Pupuk Bersubsidi Langka di Pasaran

Ia merinci dari jumlah tersebut pupuk subsidi terbagi beberapa jenis pupuk yakni SP36 sebanyak 28.159 ton, pupuk ZA 55.055 ton, pupuk NPK 107.201 ton dan pupuk Organik 16.591 ton. Untuk alokasi pupuk subsidi ini paling banyak di daerah sentra penghasil tanaman seperti Deliserdang, Serdang Bedagai, Simalungun dan Langkat.

"Jadi di masa pandemi ini ya biasa aja gak ada pengaruhnya. Kalau petani butuh ya mereka beli ke kios.Karena pupuk subsidi ini tidak gratis. Hanya saja harga jauh lebih terjangkau dari pupuk non subsidi," katanya, Senin (20/7/2020).

Saat ditanyakan bagaimana antisipasi agar masyarakat terhindar dari pupuk palsu. Jonny mengingatkan agar masyarakat terutama petani berhati-hati dalam membeli pupuk.

Pupuk Subsidi Selalu Hilang saat Musim Tanam di Sejumlah Kecamatan Deliserdang

"Kalau kita ragu-ragu pada kualitas pupuk. Pada kios juga kita ingatkan agar tidak menjual pupuk yang tidak terdaftar di Kementrian Pertanian RI. Adapun ciri-ciri pupuk palsu ini misalnya petani ini sudah biasa dengan pupuk jenis A tapi kok tidak seperti biasanya. Jangan juga tergiur dengan harga murah," terangnya.

Untuk pupuk subsidi ini, diungkapkannya ada pengajuan penambahan sekitar 15 persen dari tahun lalu. Hal ini untuk memenuhi permintaan tahun ini. "Sebab tahun lalu kita masih kekurangan. Jadi, penambahan ini kita harapkan di atas 15 persen dari tahun lalu," pungkasnya.

Pada kesempatan berbeda salah satu petani cabai di Tanah Karo Nurlela Sembiring mengatakan bahwa stok pupuk subsidi sering kosong di kios-kios yang menjual resmi pupuk bersubsidi. Hal ini menurutnya lantaran harganya yang cukup murah.

"Kalau pupuk non subsidi paling mahal bisa sampai Rp 400 ribu lebih dengan ukuran 50 kg. Sedangkan pupuk subsidi jauh dibawah harga tersebut. Makanya sering kehabisan di kios-kios penjual pupuk," pungkasnya.(sep/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved