Gajah Medan Zoo Mati

Pecinta Satwa Ini Menangis dan Peluk Neneng, Gajah Medan Zoo yang Mati

Seorang wanita muda terlihat sedih dan memeluk Neneng, gajah betina yang mati di Medan Zoo.

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang wanita muda terlihat sedih dan memeluk Neneng, gajah betina yang mati di Medan Zoo.

Wanita tersebut bernama Fauziah, dia langsung turun dan menghampiri Neneng yang telah mati.

Fauziah terus menangis dan meratapi bangkai gajah tersebut, dia tidak percaya Neneng telah mati.

Fauziah pecinta hewan terkhusus gajah menjelaskan, terakhir lihat Neneng tujuh bulan lalu.

Hari ini, Fauzaih datang lihat Neneng tiba-tiba dapat kabar telah mati.

Gajah tersebut mati setelah dua hari sakit.

Dugaan sementara gajah mati karena faktor usia.

Usia gajah yang mati di kisaran 55-60 tahun.

"Dulu saya ikut mandiin dia (Neneng), foto-foto dia semua ada di sini.

Barusan tadi tahu Si Neneng meninggal. Itu pun dikasih tau karena datang ke Medan Zoo."

"Pak Regan yang kasih tahu.

Katanya neneng meninggal sakit.

Makanya saya langsung ke sini", kata Fauziah.

Kepala Urusan Kesehatan Hewan dan Konservasi Medan Zoo, drh Sucitrawan, membenarkan kabar kematian gajah di Medan Zoo.

Gajah tersebut mati setelah dua hari sakit.

Dugaan sementara gajah mati karena faktor usia.

"Untuk saat ini, kita masih bisa sampaikan bahwa kematian gajah tersebut adalah faktor usia," ujar drh. Sucitrawan kepada www.tribunmedan.com.

 

Usia gajah yang mati sebut drh Sucitrawan di kisaran 55-60 tahun.

Ia menjelaskan kalau usia gajah di Asia di kisaran 50 - 70 tahun.

drh Sucitrawan juga menyampaikan bahwa kematian gajah tersebut terjadi pada pukul 10.20 WIB.

"Kematian gajah tersebut pada hari ini (25/1/2020) pukul 10.20 WIB," tuturnya.

Pertolongan jelang kematian gajah tersebut sudah dilakukan oleh pihak dokter hewan Medan Zoo pada dua hari lalu.

"Pertolongan sudah kita lakukan sejak dua hari yang lalu sebelum kematian gajah tersebut," tambahnya.

GAJAH MATI - Sejumlah petugas medis melakukan proses autopsi gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatresnsis) yang mati di Medan Zoo, Sabtu (25/1/2020). Petugas melakukan autopsi gajah untuk pengambilan sejumlah organ tubuh gajah guna penyelidikan penyebab kematian.
GAJAH MATI - Sejumlah petugas medis melakukan proses autopsi gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatresnsis) yang mati di Medan Zoo, Sabtu (25/1/2020). Petugas melakukan autopsi gajah untuk pengambilan sejumlah organ tubuh gajah guna penyelidikan penyebab kematian. (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR)

Keterangan humas Pemko Medan;

Si 'Neneng' gajah betina seberat 3 ton mati di Medan Zoo, pada Sabtu (25/1) sekira pukul 10.30 WIB.

Neneng mati diusia sekitar 55 tahun, setelah mengalami sakit sejak Selasa (21/1) pagi.

Plt Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi yang mengetahui adanya kabar gajah betina mati tersebut, langsung bergegas ke Medan Zoo di Kelurahan Simalingkar B, Medan Tuntungan.

Dengan berjalanan kaki dari pintu masuk Medan Zoo sekira 1 KM, dan menuruni lembah sedalam 5 meter, tampak tergeletak gajah betina seberat 3 ton yang dikerumuni sejumlah dokter hewan dan staf Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Sekitar 45 menit berdiskusi dengan sejumlah dokter hewan, akhirnya Akhyar Nasution buka suara tentang matinya gajah betina yang mati tersebut.

Akhyar menyampaikan, Pemerintah Kota Medan turut berduka atas matinya Neneng seekor gajah betina berumur sekitar 55 tahun.

Gajah betina tersebut dirawat oleh Medan Zoo sejak berusia 20-an tahun, jadi lebih dari 20 tahunan sejak di kebun binatang di Jalan Brigjen Katamso 'Neneng' sudah dirawat.

Sebelum mati, Akhyar menyebutkan, Neneng mengalami sakit sejak Selasa (21/1) pagi, diawali tidak mau makan, hingga Rabu (22/1) dipantau oleh drh Sucitrawan.

Akhirnya, pada hari Rabu mulai diambil tindakan dengan memberikan infus larusan glukosa dan Ringer lactat.

"Tindakan yang dilakukan ini sebagai observasi awal dari tim medis hewan di Medan Zoo, dan akhirnya setelah menghabis 57 botol infus, sekira pukul 10.30 pada Sabtu (25/1), Neneng mati," sebutnya didampingi drh Sucitrawan dan Dirut PD Pasar Putrama Al Khairi di kawasan Medan Zoo.

drh Sucitrawan menyampaikan, dugaan sementara matinya gajah dikarenakan usianya sudah tua, biasanya usia gajah mencapai 60 tahun.

Tapi, untuk mengetahui lebih tegasnya penyebab kematian, tim medis bersama BKSDA sedang melakukan outopsi, kemudian membawa hasil aoutopsi untuk dicek di laboratorium.

Sucitrawan menerangkan riwayat Neneng gajah betina ini ada di kebun binatang sudah cukup lama, lebih dari 20 tahun.

Selanjutnya, saat pindah dari kebun binatang di Jalan Brigjen Katamso ke Simalingkar B ini, gajah ini masih terus sehat.

"Saya mulai melihat dan memantau perkembangannya sejak tahun 2008. Sejak itulah saya tak pernah melihat Neneng sakit parah, hanya diare biasa. Hari ini dia sudah mati, dan tim kami sedang mencari tahu penyebab kematiannya," pungkasnya.

(sir/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved