Pembunuhan Sadis

Pembunuhan Sadis Hakim Jamaluddin, Kapolda Sumut Menguak Dugaan Sosok Pelaku

Selain menjabat hakim, Jamaluddin yang berspesifikasi Hakim Niaga dan Keperdataan adalah Humas pada instansi itu.

HO
Kolase foto Jamaluddin SH dan mobil Land Cruiser yang di areal perkebunan sawit. #Pembunuhan Sadis Hakim Jamaluddin, Kapolda Sumut Menguak Dugaan Sosok Pelaku 

Pembunuhan Sadis Hakim Jamaluddin, Kapolda Sumut Menguak Dugaan Sosok Pelaku

Selain menjabat hakim, Jamaluddin yang berspesifikasi Hakim Niaga dan Keperdataan adalah Humas pada instansi itu.

TRIBUN-MEDAN.com - Hakim Pengadilan Negeri Medan Jamaluddin yang ditemukan tewas di dalam mobilnya di Dusun II Namo Bintang, Desa Suka Dame, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, diduga merupakan korban pembunuhan.

"Sedang didalami. Artinya bahwa kemungkinan dibunuh. Kayaknya (sepertinya) orangnya (pelaku pembunuhan) tidak jauh," kata Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto di Lapangan Merdeka Medan, Minggu (1/12/2019).

Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto saat memberikan keterangan soal perkembangan kasus bom bunuh diri di Polrestabes Medan
Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto. (TRIBUN MEDAN/M ANDIMAZ KAHFI)

Kapolda tidak memerinci apakah pelaku yang diduga membunuh adalah keluarga atau rekan kerja korban.

"Tunggu saja perkembangannya, ya," ujarnya.

Hakim Jamaluddin merupakan hakim senior yang bertugas di Pengadilan Negeri Klas IA Khusus Medan.

Selain menjabat hakim, Jamaluddin yang berspesifikasi Hakim Niaga dan Keperdataan adalah Humas pada instansi itu.

Mobil Hakim PN Medan yang terperosok ke Jurang Kutalimbaru
Mobil Hakim PN Medan yang terperosok ke Jurang Kutalimbaru (Istimewa)

Hakim Jamaluddin ditemukan tak bernyawa dalam mobilnya, Land Cruiser berwarna hitam yang terperosok di areal kebun sawit Desa Suka Rame, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, Jumat (29/11/2019) siang. Jenazah ditemukan di baris kedua mobil dengan beberapa luka di leher.

Isak Tangis Istri Jamaluddin

Isak tangis mewarnai kedatangan jenazah Jamaluddin (55), hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan, Sumatera Utara, ke rumah mertuanya di Desa Suak Bilie, Kecamatan Suka Makmue, Nagan Raya, Sabtu (30/11/2019) sekitar pukul 13.30 WIB.

Istri Jamaluddin bernama Zuraida Hanum (42), tidak henti-hentinya menangis sejak jenazah suaminya tiba di Nagan hingga ke lokasi pemakaman.

Amatan Serambi, Sabtu (30/11/2019), jenazah Jamaluddin dibawa dari Medan ke Nagan menggunakan mobil ambulans.

Turut mendampingi jenazah almarhum, istri serta dua anaknya, Kenny Akbari Jamal (23) dan Khanza Jauzahira Jamal (7).

Sementara anaknya yang satu lagi bernama Rajif Fandi Jamal (18), yang sedang berada di Jakarta kemarin langsung terbang ke Nagan.

Di rumah mertua Jamaluddin, ribuan anggota keluarga dan warga menunggu kedatangan jenazah.

Isak tangis keluarga pecah saat jenazah tiba dan dilanjutkan dengan penyerahan oleh PN Medan kepada PN Suka Makmue dan kemudian kepada pihak keluarga.

Turut hadir tiga hakim dari PN Medan serta Ketua PN Suka Makmue, Arizal Anwar bersama Humas Edo Juniansyah.

Setelah acara penyerahan, jenazah Jamaluddin dibawa ke Masjid Desa Suak Bilie untuk dishalatkan dan selanjutnya dibawa ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Nigan, Kecamatan Seunagan, Nagan Raya.

Saat tiba di Desa Nigan yang merupakan desa kelahiran Jamaluddin, jenazahnya kembali dishalatkan untuk yang kedua kali oleh keluarga dan warga setempat.

Jenazah Jamaluddin, hakim PN Medan yang diduga korban pembunuhan ketika dibawa untuk dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum Desa Nigan, Kecamatan Seunagan, Nagan Raya, Sabtu (30/11/2019) sore.
Jenazah Jamaluddin, hakim PN Medan yang diduga korban pembunuhan ketika dibawa untuk dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum Desa Nigan, Kecamatan Seunagan, Nagan Raya, Sabtu (30/11/2019) sore. (SERAMBI/RIZWAN)

Kemudian baru dibawa ke kuburan umum desa itu untuk dimakamkan.

Istri dan tiga anaknya ikut menyaksikan jenazah Jamaluddin dikebumikan di tempat peristirahatan terakhir.

Lokasi kuburan Jamaluddin berdampingan dengan makam ibu dan salah seorang abangnya.

Sementara kuburan ayah dari Jamamuddin letaknya juga berdekatan di lokasi tersebut.

Jamaluddin semasa hidupnya dikenal sangat ramah dan ceria.

Jamaluddin memulai kariernya sebagai hakim tahun 1990 lalu di PN Meulaboh.

Setelah itu, ia bertugas di PN Sinabang sebagai ketua.

Kemudian, Jamaluddin kembali ke PN Banda Aceh.

Kariernya terus meningkat sehingga dimutasi ke PN di Sumatera Barat, dan dalam tiga tahun terakhir Jamaluddin bertugas di PN Medan.

Bustami, mertua Jamaluddin sangat terkejut mendapat informasi menantunya meninggal dunia.

Jamaluddin selama berada di kampung sangat ramah dan ceria.

“Terakhir almarhum pulang ke Nagan Raya pada bulan lalu. Tapi, waktu itu terlihat lebih banyak diam,” katanya, Sabtu (30/11/2019).

Ia berharap kasus meninggal menantunya itu dapat diusut tuntas oleh polisi sehingga pelaku dapat segera ditangkap.

Sosok ceria Jamaluddin juga diungkap Teungku Oyong, hakim PN Medan yang hadir ke rumah duka, kemarin.

“Almarhum sangat ceria. Ia baik di sana. Selama ini juga tidak ada musuh. Kami sangat terkejut mendapat laporan almarhum meninggal dunia,” ujar Oyong.

Keramahan sosok Jamaluddin juga dikatakan Faridin, keponakan dari Jamaluddin warga asal Desa Nigan.

“Setiap pulang ke kampung, almarhum selalu ramah dengan keluarga. Kami sangat terpukul.

Kami meminta kasus itu diusut tuntas,” harapnya.

Hal yang sama juga dikatakan Keuchik Nigan, Chaidir.

Menurutnya, almarhum sangat baik dan ia merasa kehilangan ata meninggalnya Jamaluddin.

Hakim Jamaluddin Tewas, Teman Dekat Yakin Terkait Bisnisnya sebagai Kontraktor

Suasana rumah Hakim Jamaluddin di Jalan Aswad,  Perumahan Royal Monaco, Blok B No 22, Medan Johor tampak sepi, Sabtu (30/11/2019).

Amatan Tribun, sekitar 16.02 WIB rumah mewah berlantai dua dengan cat warna putih ini tampak tertutup rapat dengan pagar putihnya. Tak nampak aktivtas di dalam rumah, bahkan mobil milik Jamal juga tak kelihatan.

Hanya ada tenda yang berdiri tepat di depan rumah dan satu papan bunga bertuliskan 'turut berdukacita atas meninggalnya Jamaluddin MH ,Keluarga Besar Indonesia Law Institute (ILI)'.

Saat dilokasi, Tribun menjumpai rekan satu kerja almarhum Jamaluddin di Pengadilan Negeri Medan bernama J Nasution, pensiunan Panitera Pengganti yang juga berniat melayat almarhum.

Ia tampak syok dengan kejadian tersebut karena baginya Jamal sosok yang mudah akrab dengan orang lain.

"Saya baru dapat kabar hari ini di grup, langsung kemari karena beneran terkejut.

Rupanya kata security-nya sudah dibawa ke Aceh.

Saya dulu satu kerjaan sama Pak Jamal di tahun 2015-2016. Saya dekat sama dia, karena sama-sama dari Aceh," tuturnya. .

Nasution menjelaskan bahwa Jamal juga punya pekerjaan sampingan dengan bekerjasama dengan kontraktor.

"Siapa tau orang yang dibuat sakit hati sama dia, dugaan saya bukan karena perkara ini.

Setahu saya dia ada join-join usaha di luar. Kalau motif dari kantor, nggak ada itu. Ini ada usaha di luar," katanya menduga.

Ia menjelaskan salah satu proyek yang ditangani Jamal adalah penimbunan jalan di daerah Brastagi.

"Usaha-usaha dia itu seperti kerjasama dengan kontraktor, ya wilayahnya di Sumut ini.

Setahu saya itu dia ada buka di daerah Berastagi, jalan Berastagi-Medan, seperti jalan besar yang jurang itu disitu lah ditimbun-timbun. Ada kerjasama nya disitu," jelasnya.

Suasana rumah Hakim Jamaluddin di Jalan Aswad, Perumahan Royal Monaco, Blok B No 22, Medan Johor tampak sepi, Sabtu (30/11/2019).
Suasana rumah Hakim Jamaluddin di Jalan Aswad, Perumahan Royal Monaco, Blok B No 22, Medan Johor tampak sepi, Sabtu (30/11/2019). (TRIBUN MEDAN/VICTORY HUTAURUK)

Ia mengungkapkan bahwa lokasi ditemukannya mayat Jamal di Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang, bisa jadi lokasi proyek yang sedang dikerjakan.

"Mayatnya dibuang di daerah Kutalimbaru.

Takut saya di daerah daerah situ ada proyeknya," jelasnya.

Seorang warga sekitar bernama Arni, bahwa dia tahu ada  mayat saat sedang melintas di lokasi kejadian tersebut.

"Kami sedang lewat rupanya ada ramai-ramai saya bilang sama keponakan, kok ada ramai-ramai ada apa," kata Arni di sekitar lokasi kejadian, Sabtu (30/11/2019).

"Kami lihat ada mobil terbalik masuk jurang. Pikir kami mobil sawit. Rupanya enggak kami tanya lagi. Rupanya pas kami lihat ke bawah untuk melihat ada orang meninggal dan tidak lama hujan turun," sambungnya.

Dijelaskan Arni dia melihat satu orang dalam keadaan sudah meninggal dunia dan dia tidak mengenali siapa yang meninggal tersebut.

"Saya enggak kenal orang mana korbannya," katanya.

Suasana dilokasi kejadian saat salah seorang warga memberikan keterangan perihal penemuan Hakim di dalam mobil kondisi telah meninggal dunia.
Suasana di lokasi kejadian saat salah seorang warga memberikan keterangan perihal penemuan Hakim di dalam mobil kondisi telah meninggal dunia. (M Andimaz Kahfi / Tribun Medan)

Arni membeberkan bahwa informasi yang didapatkannya, sebelum ditemukan dalam jurang di areal kebun sawit milik masyarakat di Dusun II Namo Bintang, mobil sempat bolak-balik melintas.

"Sebelum ditemukan dalam jurang area kebun itu, mobil sudah tiga kali mobil bolak-balik melintas. Mungkin mau cari lokasi untuk membuang mayat," ungkap Arni.

Kapolsek Kutalimbaru AKP Bitler Sitanggang mengatakan pihaknya masih memeriksa dua saksi yang berada di lokasi saat kejadian.

"Kita juga meminta keterangan saksi yang merupakan warga sekitar. Semoga bisa mendapat petunjuk dari keterangan saksi,"katanya, Sabtu (30/11/2019).

Ia mengaku pihaknya baru saja pulang dari tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan olah TKP serta meminta tanggapan dan mengorek informasi dari masyarakat.

"Baru saja aku dari TKP untuk melakukan penyelidikan.

Kalau kasus seperti ini, kita harus sering ke lokasi biar memahami. Siapa tahu ada petunjuk baru,"ujarnya.

Mengenai apakah hasil autopsi terhadap jasad Jamaluddin sudah selesai, pria dengan balok tiga dipundaknya ini menyatakan sudah. Sekarang, sambungnya, jasad korban sudah dibawa pulang oleh keluarga.

"Untuk hasil autopsinya belum keluar.

Kita juga masih menunggu dari pihak rumah sakit,"katanya saat ditanya mengenai hasil autopsi jasad Humas PN Medan ini.

Orang nomor satu di Polsek Kutalimbaru ini menyatakan pihaknya dalam menyelesaikan kasus ini sangat butuh bantuan dan peran serta masyarakat.

"Kita memang membutuhkan bantuan dari masyarakat. Paling tidak untuk mengorek informasi awal sebelum kejadian,"ujarnya.

Ditanya kapan pihaknya bisa mengungkap kasus tewasnya Jamaluddin ini, Bitler menyatakan tidak ada batas waktu. "Yang pasti semakin cepat semakin baik dalam pengungkapan suatu kasus,"ujarnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Eko Hartanto mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan mendalam.

"Belum ada informasi baru. Masih yang kemarin. Bedanya, kita melakukan penyelidikan mendalam saat ini,"katanya.

Terpisah, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto mengaku pihaknya tidak bisa cepat-cepat menyimpulkan kalau Jamaluddin Humas PN Medan merupakan korban pembunuhan.

"Kita mendapat informasi ini dari anggota di lapangan yang menyatakan ada ditemukan mayat di dalam mobil,"katanya saat berada di RS Bhayangkara Medan, Jumat (29/11/2019).

Untuk menyimpulkan suatu kejadian, sambungnya, pihaknya memerlukan pertama sekali hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan butuh hasil autopsi.

"Setelah itu dapat, baru dari situ kita bisa menyimpulkan arahnya ke mana,"ujar orang nomor satu di Polrestabes Medan ini.

Jadi, Kapolrestabes memohon untuk berita jangan menyimpulkan kalau yang bersangkutan korban pembunuhan.

"Nanti setelah hasil yang saya bilang tadi, baru bisa kita menyatakan apa sebab kematiannya,"katanya.

Mengenai saat melihat jasad korban, apakah ada bekas luka, Dadang bilang nanti yang menyampaikan dokter karena itu hak dokter dan dia yang mengautopsi.

Pria dengan melati tiga di pundaknya ini menyatakan saat ditemukan korban berada di jok belakang sopir. 

"Itu yang saya bilang tadi, kita tidak bisa menyimpulkan karena harus jelas ada alat buktinya.

Kemudian hasil autopsi.

Baru bisa kita menyimpulkan," jawab Dadang menjawab pertanyaan mengenai ada indikasi pembunuhan.

#Pembunuhan Sadis Hakim Jamaluddin, Kapolda Sumut Menguak Dugaan Sosok Pelaku

(Tribun-medan.com/Alija Magribi/Victory/Serambi indonesia)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved