Gempa Bumi

Alumni Lemhannas Saksikan Dampak Dahsyat Gempa Lombok, Beton Hancur, Toko Makanan Belum Buka

"Tidak ada warung atau toko makanan yang buka. Sementara hotel berdasarkan pemantauan hanya sedikit yang melayani tamu.

Hand-over/Putut Prabantoro
Rombongan IKAL PPSA XXI foto bersama di posko bencana di Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Senin (13/8/2018). Alumni PPSA XXI Lemhannas menyalurkan bantuan kepada korban gempa. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) PPSA XXI turun ke loksi gempa yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat, baru-baru ini. Mereka menyaksikan dampak dahsyat gempa, antara lain terlihat fondasi rumah bangunan beton hancur, porak-poranda.

Ketua IKAL PPSA XXI, Komjen Pol (Pur) Arif Wachjunadi dan tim berkunjung ke posko bencana di daerah Pemenang, Lombok Utara, Senin (13/8/2018). Menurut rilis yang diterima Tribun-Medan.com, Selasa (14/8/2018), alumni PPSA XXI pun menyerahkan bantuan bencana gempa Lombok di Mataram.

Sepanjang jalan terutama dari Senggigi ke Pemenang tidak ada kehidupan karena hampir seluruh bangunan luluh lantak oleh gempa.

"Tidak ada warung atau toko makanan yang buka. Sementara hotel berdasarkan pemantauan hanya sedikit yang melayani tamu. Jika melihat posko-posko gempa di Lombok Utara, semua harus tergerak untuk mempercepat penanganan bangunan tempat tinggal baik yang sementara ataupun permanen," ujar Arif Wachjunadi, yang menjadi Kapolda Nusa Tenggara Barat pada kurun waktu 2009 - 2012. 

Arif menambahkan, "Di perempatan jalan Malaka, Pemenang, kita bisa melihat dahsyatnya gempa yang mengangkat dan menghancurkan pondasi rumah-rumah beton. Ini merupakan keprihatinan kita bersama."

Ditambahkan Arif, jika prediksi BMKG terjadi di beberapa tempat secara bersamaan, tentu akan sulit dalam penanganan. Karena itu meningkatkan kesadaran solidaritas dari masyarakat secara luas dan dibuat kantong-kantong, adalah penting sekali. Ini merupakan gerakan antisipasi bagi semuanya.

Ikut mendamping Arif Wachjunadi adalah pengurus IKAL PPSA XXI lainnya, Lilin Pintauli, Lina SE, AM Putut Prabantoro dan Tuan Guru Udin yang sehari-hari adalah pengasuh pondok pesantren, Ishlaah Al-Ummah, Batu Mulik Gapung Gerung Lombok Barat.

Bantuan didistribusikan untuk lima kecamatan yaitu Kecamatan Pemenang, Kecamatan Bayan, Kecamatan Tanjung, Kecamatan Gangga dan Kecamatan Kayangan dengan jumlah keseluruhan sebersar Rp 151 juta. Dalam penyaluran bantuan bencana itu, tim distribusi didampingi Kompol Dwi Sumrahadi, AKP Johansyah dan Bripda Satria Rozi Pradana.

Rombongan IKAL PPSA XXI yang dipimpin Komjen Pol (Pur) Arif Wachjunadi (keempat dari kanan) foto bersama di posko bencana di Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Senin (13/8/2018). Alumni PPSA XXI Lemhannas menyalurkan bantuan kepada korban gempa.
Rombongan IKAL PPSA XXI yang dipimpin Komjen Pol (Pur) Arif Wachjunadi (keempat dari kanan) foto bersama di posko bencana di Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Senin (13/8/2018). Alumni PPSA XXI Lemhannas menyalurkan bantuan kepada korban gempa. (Hand-Over/Putut Prabantoro)

Menurut Tuan Guru Udin, setiap hari dirinya ikut membantu menyalurkan 5.000 bungkus nasi untuk dibagikan ke mesjid-mesjid. Penyaluran ini akan berlangsung lama, mengingat kegiatan ekonomi lumpuh total di daerah Lombok Utara.

"Kehidupan ekonomi sama sekali belum pulih karena masyarakat yang menjadi pelaku industri wisata belum dapat untuk masuk kerja. Ada trauma pascagempa yang dirasakan oleh masyarakat korban. Bahkan, gerakan sedikit yang mengeluarkan suara dapat membuat masyarakat korban gempa panik." Ujar TG Udin

Di kecamatan Pemenang, rombongan juga sempat meninjau dapur umum dan mencicipi air yang disaring dengan mobile water treatment yang dimiliki oleh Brimob. Sebelum menuju ke daerah lokasi, rombongan diterima oleh Wakapolda NTB, Brigjen Pol Tajuddin dan jajarannya di Markas Polda NTB, Mataram.

Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) PPSA XXI kemudian menyerukan masyarakat Indonesia agar meningkatkan rasa solidaritas bangsa terutama penanganan pascabencana, baik bagi penduduk yang terkena dampak ataupun sarana fisik seperti perumahan, fasilitas umum dan fasilitas sosial.

Rasa solidaritas yang tinggi diyakini akan mempercepat normalisasi kehidupan masyarakat di sekitar bencana terkait dengan penanganan dan penyelesaian pasca bencana alam.

Menurut Arif Wachjunadi, perlu ditingkatkan rasa solidaritas masyarakat Indonesia terutama terkait dengan akan terjadinya berbagai bencana alam, yang telah diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengingat Indonesia berada pada lokasi lingkaran api (ring of fire) Pasifik.

Perlu diusulkan kepada pemerintah untuk dibentuk seperti lembaga solidaritas nasional terutama terkait dengan bencana alam agar pemulihan ekonomi dan kehidupan masyarakat di sekitar bencana dapat cepat. (*)

BACA JUGA BERITA TERKAIT:

 Deretan Fakta Gempa Lombok 7.0 pada SR, 436 Meninggal Dunia dan 576 Gempa Susulan

 Pantau Korban Gempa Lombok, Jokowi Pilih Bermalam Ditenda Pengungsi

 Korban Gempa Lombok Mencapai 436 Orang Meninggal Dunia, Sebagian Besar dari Lombok Utara 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved