Harga Gabah Naik, Bulog Malah Bilang Begini
Kenaikan harga gabah tersebut bertolak belakang dengan komentar Kepala Bulog Divre Sumut, Imran
Laporan Wartawan Tribun Medan / Akbar
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Naiknya harga gabah berpengaruh pada harga beras medium ataupun premium. Kenaikan harga gabah ini tentu akan membuat pedagang beras mikir dua kali karena mereka akan merugi.
Namun kenaikan harga gabah tersebut bertolak belakang dengan komentar Kepala Bulog Divre Sumut, Imran saat dihubungi melalui selularnya, Senin (25/9/2017).
Ia mengatakan kalau itu bukan kenaikan harga, tapi penyesuaian terhadap fasilitas harga. "Kenapa tidak dikatakan naik? Karena ketentuannya kita masih berpatokan kepada harga inpres atau gabah Rp 3700 karena ada ketentuan baru. Fleksibilitas harga untuk Rp 7300 harga beras medium atau Harga Pembelian Pemerintah (HPP),"katanya.
Baca: Luna Maya Geram, Sebut Nikahsiri.com Seperti Prostitusi Online
Baca: Setelah Ditangkap Polisi, Pemilik Situs Nikahsirri.com Disebut Istrinya Gila Sejak Kalah Pilkada
Baca: TRAGIS! Calon Pengantin Wanita Tewas Disambar Kereta Api
Ia mengaku ada fleksibilitas harga hasil Rapat kordinas daerah (Rakorda) dengan menteri terkait untuk disesuaikan dalam jumlah tertentu dan dalam waktu tertentu.
"Hasil rakorda tersebut terbentuklah fleksibilitas terhadap harga tersebut sebanyak 10 persen. Jadi kalau Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 7300 itu ditambah 10 persen dari 7300. Jadi yang dijual ke masyarakat 7300+730 jadi Rp 8030 sekilo beras medium yang dijual ke masyarakat. Sementara untuk harga gabah Rp 3700 + Rp 370 jadi harga gabah dijual perkilonya Rp 4070,"terangnya.
Jadi, katanya, hal ini tidak bisa dibilang suatu kenaikan karena harus berlaku secara terus menerus dan tidak ditentukan jumlahnya. "Tapi karena ditentukan jumlah dan waktunya itu dikatakan fleksibilitas,"ujarnya, seraya mengatakan Divre Sumut mendapat jatah beras 1050 ton beras medium dari 890 ribu ton beras medium di Indonesia.
Mengenai apabila ada pedagang yang menjadikan beras medium yang ia dapat dari bulog dan ke beras premium, orang nomor satu di Bulog Divre Sumut ini mengatakan siapapun yang mengetahui hal itu, tinggal laporkan kepolisi untuk di proses.
"Kalau kita turun di lapangan apabila ada laporan mengenai beras medium dijadikan ke premium, kita harus mengeceknya terlebih dahulu untuk menentukan itu beras medium atau premium. Karena kan ada ketentuannya. Kecuali kalau dilihat dengan kasat mata, kita hanya bedakan beras medium dan premium dari harga dan cantiknya beras,"katanya.
(akb/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/beras_20170925_183935.jpg)