PTPN III

PTPN III Akan Bangun Pabrik Industri Biodiesel

PT Perkebunan Nasional (PTPN) III menggandeng perusahaan asal Jerman, PT Ferrostaal akan mulai membang

Laporan wartawan Tribun Medan /Eris Estrada Sembiring

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - PT Perkebunan Nasional (PTPN) III menggandeng perusahaan asal Jerman, PT Ferrostaal akan mulai membangun pabrik industri biodiesel terintegrasi di kawasan Sei Mangke pada tahun 2012. Industri biodiesel ini akan terintegrasi dengan industri Beta Carotene, surfactant, fatty alcohol dan refinery di kawasan terpadu industri kelapa sawit ini. Pembangunan ini diperkirakan membutuhkan biaya sekitar 415 juta dolar AS, atau setara dengan lebih kurang Rp 3,7 triliun. PTPN III mengakui pihaknya dan PT Ferrostaal akan mengeluarkan dana untuk investasi sekitar Rp 1,2 triliun.

Perinciannya, 30 persen dari jumlah tersebut merupakan dana yang harus dikeluarkan oleh PTPN III, sementara sisanya akan dipenuhi oleh PT Ferrostaal, yang akan terwujud dalam bentuk anak perusahaan hasil joint venture keduanya, yaitu PT Sinergi Oleo Nusantara. Sementara Rp 2,5 triliun dana investasi yang dibutuhkan untuk membangun pabrik terintegrasi ini, akan dipinjam dari bank. Hingga saat ini, pihak PTPN III masih mempertimbangkan beberapa bank yang nantinya akan memberikan kredit untuk membangun pabrik ini.

Anak perusahaan inilah yang nantinya akan membangun pabrik terintegrasi secara bertahap mulai dari tahun 2012 hingga 2015, yang proyeksinya mampu menyerap tenaga kerja hingga 400 orang. Durasi pembangunan kelima pabrik, yaitu biodiesel, cooking oil, fatty alcohol, beta carotene dan surfactant ini berkisar antara 10 hingga 24 bulan. Pabrik akan dibangun di lahan seluas tiga kapling atau sekitar 7-8 hektare di kawasan Sei Mangke. Dana investasi pun akan dilakukans secara bertahap, yaitu untuk tahun 2012 sebesar 154 juta dolar AS, tahun 2013 sebesar 161 juta dolar AS, tahun 2014 sebesar 67 juta dolar AS dan tahun 2015 sebesar 33 juta dolar AS.

“Alasan kita memilih untuk membangun pabrik yang terintegrasi adalah jika terjadi penurunan harga biodiesel misalnya, bisa langsung diswitch dengan produk yang lain. Kita tidak ingin seperti pabrik bio diesel di daerah Jawa, begitu harganya anjlok, tidak mampu mengatasi dan akhirnya tutup,” Direktur Perencanaan dan Pengembangan PTPN III, DR Chairul Muluk, Jumat (30/12/2011) ketika sedang mengunjungi lokasi Sei Mangke.

Dengan integrasi ini, menurutnya, resiko akan lebih terjamin meski terjadi fluktuasi harga. Apalagi, menurutnya, PT Ferrostaal telah memiliki akses pasar yang cukup baik khususnya di Eropa, ketersediaan teknologi yang terbilang maju serta kepemilikan modal. Itu juga lah yang menjadi alasan PTPN III menggandeng perusahaan ini untuk bersama-sama mengembangkan industri hilir sawit yang terintegrasi.

Industri hilir minyak sawit ini terdiri dari industri biodiesel terintegrasi dengan industri surfactant dan beta carotene (600.000 ton/tahun), industri oleokimia-fatty alcohol 90.000 ton/tahun dan industri refinery-olein/cooking oil dengan kapasitas 600.000 ton/tahun. Target penyelesaian pembangunan pabrik biodiesel 250 ton per tahun pada Januari 2013, cooking oil pada Juni 2013, fatty alcohol 90.000 ton per tahun pada Desember 2013, biodiesel 350.000 ton per tahun pada Desember 2014, beta carotene 500-800 ton per tahun pada Juni 2015 dan pabrik surfactant (MES) 100.000 ton per tahun pada Juni 2015.

Perjanjian Usaha Patungan JVA (Joint Venture And Shareholders Agreement) tersebut telah ditandatangani pada tanggal 23 Desember 2011 oleh Ir. H. Amri Siregar mewakili PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan Wolfgang Frank Winkler dan Budianto Ramli mewakili investor PT Ferrostaal Indonesia untuk mendirikan industri biodiesel yang terintegrasi. (ers/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved