Pertumbuhan Ekonomi
Target Pertumbuhan Ekonomi Sumut di 2012 Tidak Masuk Akal
Pengamat ekonomi Universitas Negeri Medan (Unimed) Muhammad Ishak, saat menggelar diskusi bersama kru redaksi harian Tribun Medan
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Pengamat ekonomi Universitas Negeri Medan (Unimed) Muhammad Ishak, saat menggelar diskusi bersama kru redaksi harian Tribun Medan, bertempat di kantor Tribun Jalan Gatot Subroto, mengatakan khusus untuk Sumatera Utara, dirinya pesimis dengan target yang ditetapkan pemerintah di mana kawasan ini di 2012 menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen. Kali-kali ekonomi juga menyatakan, setiap satu persen pertumbuhan ekonomi satu daerah harus mampu menarik 100 ribu pekerja. Dan Sumut ia jelaskan tidak mungkin meng-cover sebanyak 700 ribu SDM di tahun 2012 nanti.
"Tidak mungkin itu terjadi karena pengusaha di Sumut tidak mau rugi. Buktinya untuk mengurangi beban pengeluaran, perusahaan merekrut SDM melalui sistem outsorching. Kalau kita bicara perusahaan tentunya mereka ingin tenaga kerja tidak digaji tetapi beraktifitas tinggi," ujar Ishak, Rabu (28/12/2011).
Dikesempatan yang sama, Ishak juga banyak bercerita terkait paradigma yang salah di kelas buruh atau pekerja di Indonesia yang mengharapkan kenaikan gaji. Katanya, kenaikan gaji bukan hal yang tepat di lakukan di Indonesia, karena nilai kenainakn gaji tidak sesuai dengan inflasi negara.
"Harusnya jangan meminta naik gaji, lebih efektif buruh meminta kesejahteraan. Ada tiga pilihan yang tepat yang bisa diminta pekerja kepada perusahaan, yaitu mengajukan kepada perushaan untuk memberi pelatihan. Di mana buruh pada usia produktif bisa berhenti bekerja dan menerapkan pengetahuannya untuk membuka usaha baru," pungkanya.
Selain meminta pelatihan kepada perusahaan, ada pula dua pilihan lain seperti pola pensiun dan yang ketiga masing-masing perusahaan menciptakan sekolah untuk mendidik generasi penerus buruh secara gratis.
Meski belum familiar diterapkan di Indonesia, Ishak menjelaskan pola pensiun sudah mulai diterapkan di beberapa perusahaan termasuk para pekerja PNS. Tetapi katanya pola itu tetap saja belum efisien karena nominal yang mereka terima nantinya tetap saja tidak sesuai dengan pertumbuhan inflasi di Indonesia.
"Pola pensiun meski cukup baik, tetap saja nilai uang yang mereka terima bakal tergerus pola inflasi global. Apalagi minta kenaikan gaji, tidak sebanding dengan harga di pasar," ujar Ishak.
Disinggung terkait pertumbuhan industri yang paling tepat di Sumut, Ishak menjelaskan masih tetap tepat memajukan industri pengolahan, sementara untuk Medan, industri yang bisa diterapkan adalah jasa. Apalagi katanya Bandara Kuala Namu beroperasi, otomatis industri jasa untuk Medan cukup menjanjikan.
Meski tidak yakin Kuala Namu beroperasi tahun 2012 nanti, Ishak menjelaskan paling tidak untuk menopang industri jasa di Medan, pemerintah harus memberlakukan site plan ekonomi yang bersektor di bangunan dengan menjual struktur bangunan kontemporer yang banyak ditemui di kota ini. (Irf/tribun-medan.com)