Citizen Reporter
Fokus Berkarya Saja
Seniman dan sastrawan di Medan dan Sumatera Utara sejatinya tidak perlu mempersoalkan siapa yang akan menduduki jabatan
Jika seniman terus meributkan soal DK Sumut dan DKM maka energi mereka akan terkuras dan waktu untuk berkarya pun akan terganggu.
Suksesi DK Sumut dan DKM sering menimbulkan konflik yang berkepanjangan bahkan keluar dari esensi berkesenian itu sendiri. Seniman dan sastrawan selalu digiring dalam gerakan politik praktis untuk kekuasaan. Bahkan tidak jarang mereka jadi korban.
Dalam persoalan DK Sumut dan DKM ini, sebaiknya pemerintah juga tidak bisa tinggal diam dan menyerahkan sepenuhnya persoalan tersebut ke seniman. Dalam hal ini pemerintah sebaiknya independen, tapi dengan membiarkan persoalan ini berlarut-larut, maka kehidupan seni dan sastra di daerah ini juga mengalami persoalan.
Sayangnya, pengurus DK Sumut sebelumnya terkesan lepas tangan. Cobalah kita tanya, bagaimana pertanggungjawaban mereka kepada seniman di daerah ini. Sejak dulu, seniman dan sastrawan tidak usah pikirkan DK Sumut dan DKM itu. Lebih baik berkarya saja. Apalagi selama ini, berkarya atau tidaknya seniman, lembaga seperti DK Sumut dan DKM jarang memberi apresiasi. Daripada ribut-ribut soal DK Sumut dan DKM, lebih baik seniman dan sastrawan berkarya saja dan terus berproses mencari hal-hal baru dalam seni dan sastra.
Lembaga kesenian merupakan perpanjangan tangan pemerintah seperti DK Sumut dan DKM lebih memperhatikan kehidupan dan prestasi seniman dan sastrawan di daerah ini. Sayangnya, lembaga seperti ini malah terkesan mengabaikan dan cenderung tidak peduli dengan kehidupan seniman dan sastrawan di daerah ini. Sudah berapa orang seniman dan sastrawan yang meninggal, apa mereka peduli? Berapa banyak seniman dan sastrawan yang berprestasi dan membawa harum daerah ini, apakah lembaga kesenian seperti DK Sumut dan DKM memperhatikan.(*)