Korupsi

Tragedi Gloria Arroyo Pelajaran Penting

Mantan Presiden Filipina Gloria Macapagal-Arroyo yang sedang ”ditahan” khawatir tidak akan

TRIBUN-MEDAN.com, - Mantan Presiden Filipina Gloria Macapagal-Arroyo yang sedang ”ditahan” khawatir tidak akan mendapatkan pengadilan yang fair. Dia ditangkap atas tuduhan kecurangan pemilu. Kuasa hukum keluarga Arroyo, Ferdinand Topacio, mengatakan hal itu pada hari Minggu (20/11), di Manila.

Topacio mengatakan, kliennya ditangkap dalam kondisi sedang terbaring sakit di ranjang sebuah rumah sakit di Manila, Jumat (18/11), dan kini sedang ”teraniaya”. Kliennya itu ditangkap dan akan diadili dalam kondisi sedang sakit berat.

Merujuk pada perlakuan yang tidak manusiawi pada saat penangkapan, Topacio meyakinkan kliennya itu akan dipecundangi. Arroyo kemungkinan besar tidak mendapatkan pengadilan yang benar-benar fair.

Topacio tak memercayai garansi yang diberikan Presiden Filipina Benigno Aquino III yang menjanjikan Arroyo akan diperlakukan adil. Topacio menegaskan, Pemerintah Filipina mengincar mantan orang nomor satu di negara itu. Setelah tidak terbukti untuk menangkapnya dalam kasus korupsi, kini pemerintah ingin mengadili Arroyo terkait kecurangan pemilu.

”Arroyo tengah dituding melakukan kejahatan dan masalah itu sangat mengganggu kesehatannya,” kata Topacio kepada stasiun televisi ABS-CBN. Terkait dengan hal itu, kuasa hukumnya meminta kliennya diadili di pengadilan khusus.

Topacio menegaskan, pemerintah sengaja menciptakan kasus hukum bagi Arroyo. Hak-haknya sebagai warga negara pun sedang dilanggar. ”Pemerintah akan melakukan berbagai cara untuk menghalangi klien saya mendapatkan keadilan,” ungkap Topacio.

Tak selera makan

Arroyo, yang masih dirawat di rumah sakit karena penyakit langka di bagian tulang belakang, telah kehilangan selera makan. Arroyo juga mengalami infeksi usus. Setelah ditangkap dan ditahan, kondisinya memburuk. Jika terbukti bersalah melakukan kecurangan pemilu pada tahun 2007, wanita berusia 64 tahun itu bisa dipenjara seumur hidup.

Presiden Benigno Aquino yang baru saja pulang menghadiri KTT ASEAN di Nusa Dua, Bali, memuji langkah penegak hukum menahan Arroyo. ”Tidak seorang pun bisa lolos dari hukum dalam proses mencari kebenaran dan keadilan. Penahanan ini merupakan awal dari sebuah proses,” kata Aquino.

Para pengacara Pemerintah Filipina juga siap menangani kasus kecurangan pemilu oleh Arroyo. Mereka memastikan, wanita mantan presiden itu akan mendapatkan keadilan dalam proses hukum itu. ”Kantor Pengacara Publik (OSG) pasti akan melakukan yang terbaik dalam semua kasus,” kata wakil juru bicara kepresidenan, Abigail Valte, dalam sebuah wawancara radio yang dikelola pemerintah. Ia menambahkan, OSG akan melakukan segalanya demi keberhasilan penuntutan Arroyo.

Arroyo sebenarnya berencana untuk berobat ke luar negeri. Pemerintah sempat mencegah karena khawatir dia akan menghindari proses hukum terkait dugaan korupsi. Mahkamah Agung justru mengatakan, langkah pemerintah itu inkonstitusional karena Arroyo belum pernah disidik ataupun diproses secara hukum.

Inilah tragedi seorang pemimpin seperti Gloria Macapagal- Arroyo. Dari sebuah posisi di singgasana kekuasaan, dia kini menjadi seperti pesakitan karena kecurangan dan korupsi. Ini pelajaran penting bagi para pemimpin lainnya. (AFP/REUTERS/CAL)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved