News Analysis
Pengamat Ekonomi Unimend Muhammad Ishak
Rencana pembangunan klaster sawit di Sumatera Utara pastinya akan berpotensi positif bagi pertumbuhan ekonomi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Rencana pembangunan klaster sawit di Sumatera Utara pastinya akan berpotensi positif bagi pertumbuhan ekonomi hilirasi industri sawit yang selama ini diinginkan berbagai pihak. Angin segar ini harusnya dapat terwujud dengan rencana pembangunan kota sawit oleh pihak PTPN II sekaligus disaat bersamaan Sumut dan PTPN III juga sedang menggalakkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) industri sawit Sei Mangke. Dengan gencarnya kebijakan pemerintah untuk sektor utama perkebunan sawit di Sumut ini, jika terwujud, tentunya profit dan benefit yang diproyeksikan akan mengalir ke Sumut.
Tapi klaster ini bukan hanya soal komoditas sawit yang saat ini sudah jadi ikon bagi Sumut. Masalahnya terletak di konsistensi pemerintah, baik daerah maupun pusat. Untuk merealisasikan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat, kebijakan harus benar-benar dilakukan secara tepat. Apakah memang harus menambah lahan lagi atau hanya memanfaatkan lahan yang selama ini ada. Jadi intinya, kita mau intensifikasi lahan atau ekstensifikasi lahan sebenarnya? Secara lingkungan juga harus dipikirkan. Bagaimana dampaknya terhadap lingkungan sekitar kalau klaster sawit ini nantinya benar-benar diwujudkan.
Mestinya ini menjadi kompetisi yang baik, antara pihak-pihak yang mengupayakan terbentuknya klaster sawit ini. Dari dulu kan memang sudah diimpikan adanya hilirisasi sawit yang akan mendukung perkebunan sawit kita. Sekarang sudah hampir dipastikan akan terwujud. Pemerintah, PTPN dan swasta harus saling bersinergi untuk merealisasikan ini. Termasuk di bidang permodalan.
Masalah berikutnya adalah, jika nantinya klaster sawit ini sudah dibangun, bagaimana potensi harga, pemasaran dan lobi kita di tingkat perdagangan internasional? Apakah kita sudah cukup kuat ? Karena selama ini kita masih konsentrasi di ekspor Crude Palm Oil (CPO) atau bahan mentah saja. Untuk memperkuat posisi di pasar internasional dengan produk industri hilir, terlebih dahulu kita harus perkuat dengan peningkatan konsumsi produk di dalam negeri. Baru setelahnya kita mencoba perkuat di pasar internasional.
Industri hilir ini nantinya saya harap juga dapat berlaku proporsional terhadap para petani sawit. Untuk perusahaan besar yang bergerak di bidang sawit, harus bisa mendongkrak potensi petani sawit. Bisa saja dengan menetapkan kuota tertentu yang akan tetap menampung hasil produksi dari petani sawit kecil. Dibagi saja persentasenya, perusahaan besar berapa persen dan petani kecil berapa persen. Jadi penyaluran hasil perkebunan dari petani sawit juga dapat ditampung. Kalau dilepas begitu saja, bisa habis nanti petani sawit yang berskala kecil itu. (ers/tribun-medan.com)