Breaking News

Citizen Reporter

Tinggalkan Sistem Hapalan

Sejak mengajar di satu perguruan internasional di Indonesia, saya melihat jelas perbedaan sistem pengajaran guru Indonesia dan luar negeri

zoom-inlihat foto Tinggalkan Sistem Hapalan
TRIBUN MEDAN / IST
TRIBUN-MEDAN.com - Sejak mengajar di satu perguruan internasional di Indonesia, saya melihat jelas perbedaan sistem pengajaran guru Indonesia dan luar negeri. Di Indonesia masih saja menggunakan sistem hafalan pada proses belajar mengajar.

Sementara siswa di luar negeri dituntut memaksimalkan cara berpikir para murid. Tentu saja hasil dari lulusan kedua siswa itu sangat jauh berbeda.

Siswa sekolah  Indonesia dengan mudah dan tegas ketika ditanyakan hasil 4 tambah 4. Maka mereka menjawab dengan lantang, delapan. Begitu juga siswa sekolah internasional tak berbeda akan memberikan jawaban itu.

Tetapi saat disuguhkan soal 4 tambah 3/4, maka siswa kita terdiam dan kebingungan mencari jawabnya.

Hal itu tidak terjadi kepada para siswa sekolah internasional. Karena pada dasar pengajaran mereka telah dituntun dengan berpikir tidak menghafal maka mereka akan menjawab 4,3/4. Mungkin sedikit memakan waktu lebih lama daripada pertanyaan sebelumnya, namun hasilnya pasti.

Artinya apa?

Para siswa sekolah Indonesia dilatih

untuk statis sehingga sulit berkembang dan maju.

Padahal para siswa sekolah Indonesia pada dasarnya pintar-pintar. Buktinya banyak sekali anak Indonesia yang dengan mudah meraih prestasi di negara-negara maju. Malah kawan dekat saya satu kampung berhasil cumlaude ketika menuntut pendidikan di luar negeri. Artinya ini menunjukkan para siswa Indonesia bisa melakukan dan memiliki kemampuan yang tidak kalah dari siswa luar negeri.

Pengaruh guru memang sangat dituntut untuk bisa mengubah cara pengajaran yang selalu monoton. Peranan guru harusnya mampu perlahan mengganti sistem pembelajaran yang mungkin telah puluhan tahun usianya.

Sudah semestinya kita bangkitkan pendidikan Indonesia agar generasi penerus kita bisa diandalkan dan berpengaruh di mata dunia serta tidak dipandang sebelah mata oleh bangsa lain.

Saya menilai pengaruh seorang guru tidak terbatas. Bahkan tidak diketahui sampai kapan pengaruh itu akan hilang. Seorang guru pasti memiliki guru ketika dia masih menjadi siswa, kemudian guru itu memiliki murid. Nah siswanya pasti mendapatkan pendidikan yang hampir serupa dengan cara pembelajaran yang diberikan gurunya.(rdn)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved